Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PPPA Tindak Lanjuti Kasus Pengeroyokan Siswa SD di Musi Rawas

Kompas.com - 28/10/2021, 16:42 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Nahar mendorong tindak lanjut penanganan kasus kekerasan terhadap siswa SD oleh temannya di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Dalam kasus tersebut, korban mengalami kelumpuhan karena dipukuli teman-temannya yang berusia sama.

Menurut Nahar, perlu dilakukan pendampingan, baik bagi korban maupun 4 pelaku yang masih berusia anak.

Baca juga: Murid SD Dianiaya 4 Orang Temannya hingga Tak Sadarkan Diri, Begini Kondisinya

“Kami prihatin dengan masih terjadinya kasus kekerasan atau perundungan di sekolah, terlebih pelaku adalah teman satu sekolah korban. Saat ini, kami telah berkoordinasi intens dengan Dinas PPPA Provinsi Sumatera Selatan," kata Nahar, dikutip dari siaran pers, Kamis (28/10/2021).

Nahar mengatakan, pihaknya terus mendorong dan mendukung sepenuhnya pemulihan kondisi fisik korban.

Selain itu juga memastikan pendampingan psikis terhadap korban dan keluarganya, serta pendampingan bagi para pelaku anak oleh Dinas PPPA Kabupaten dan Provinsi.

Menurut Nahar, Dinas PPPA Kabupaten Musi Rawas melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) setempat telah cepat merespons kasus kekerasan tersebut.

Mereka juga intens melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.

“Utamanya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait penanganan medis yang perlu segera dilakukan terhadap korban,” kata dia.

Pihaknya pun mengapresiasi pemerintah Kabupaten Musi Rawas yang telah merespons cepat kasus tersebut.

Termasuk telah berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya pengobatan korban.

Menurut Nahar, saat ini Dinas PPPA Kabupaten Musi Rawas bersama dengan Dinas PPPA Provinsi Sumatera Selatan juga telah melakukan koordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sumatera Selatan maupun Kabupaten Musi Rawas.

“Hal ini terkait pemenuhan biaya bagi keluarga atau pendamping korban selama korban mendapatkan perawatan di rumah sakit,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang murid kelas V SD Negeri Lubuk Ngin, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan inisial AFS (12) tak sadarkan diri dan harus menjalani perawatan di rumah sakit usai dikeroyok oleh empat temannya.

Kasus kekerasan anak tersebut disebabkan oleh ketersinggungan pelaku terhadap korban.

Pasca kejadian, korban sempat mengalami sesak napas serta sakit kepala dan segera dilarikan ke puskesmas terdekat.

Baca juga: Murid SD Dikeroyok 4 Temannya, Ibu Bingung Anaknya 4 Hari Belum Sadar

Namun karena kondisinya yang semakin kritis, korban dirujuk ke Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sobirin Musi Rawas untuk mendapatkan penanganan medis.

Pada empat hari berikutnya, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Saat ini korban masih dalam perawatan intensif di rumah sakit dan dalam kondisi sadar. Namun akibat kejadian ini, korban mengalami kelumpuhan di bagian tubuh dan kaki dikarenakan adanya cedera serius di tulang leher. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com