Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin: Dulu di Survei-survei PKB Selalu Jelek, Setahun Terakhir kalau Enggak Urutan 2 Ya 3

Kompas.com - 11/10/2021, 08:23 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar optimistis partainya dapat duduk di posisi kedua pada Pemilihan Umum 2024 berkaca dari sejumlah hasil survei yang menempatkan PKB di urutan ketiga.

"Insya Allah kita yakin minimal posisi dua. Dulu di survei-survei itu PKB selalu jelek. Ranking 5, 4 paling tinggi. Setahun terakhir selalu bertengger kalau enggak (urutan) 2 ya 3. Kalau enggak di atas Golkar, ya di atas Gerindra,” kata Muhaimin saat membuka Musyawarah DPC PKB se-Bali di Denpasar, Minggu (10/10/2021), dikutip dari siaran pers.

Baca juga: Prabowo Akan Maju di Pilpres 2024, PKB Tetap Dorong Cak Imin tapi Terbuka Berkoalisi

Menurut Muhaimin, hasil survei dari sejumlah lembaga survei dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa masyarakat memberikan kepercayaan dan harapan yang tinggi terhadap PKB.

Ia mengatakan, tren positif ini tidak lepas dari kinerja PKB di berbagai level selama ini dalam menjalankan tugas-tugas politik, baik di legislatif maupun eksekutif.

"Kader-kader PKB memiliki kepedulian yang tinggi. Saya optimistis, meskipun kita tidak punya infrastruktur kecurangan, tapi kita punya energi dan kinerja yang bagus,” ujar dia.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menilai, ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi agar target PKB berada di posisi kedua tercapai, yakni kinerja, berpikir strategis, melangkah strategis, tepat sasaran, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) partai.

Selain itu, optimisme merebut posisi kedua juga muncul karena saat ini tidak ada lagi konflik di internal PKB.

”Tidak ada lagi konflik. Persaingan internal itu kita akhiri. Mudah-mudahan berjalan aman, lancar, tidak ada kendala, semua saling bahu-membahu,” kata Cak Imin.

Baca juga: Dukung Pemilu Dilaksanakan 21 Februari 2024, PKB: Lebih Ideal dan Rasional

Ia juga mengeklaim PKB tidak pernah bermain-main dalam mengurus negara.

"Tak ada motif-motif lain selain amanat dari para pendiri PKB. Partai ini bukan karena arisan kepentingan. Para pendiri partai ini mereka habis mendirikan tak pernah berpikir macam-macam," kata Cak Imin.

"Sejak awal partai ini didirikan dari NU untuk bangsa. Basisnya NU, tapi diabdikan total untuk NKRI. Modal besar pendiri PKB adalah nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Kata Gus Dur, di atas politik itu adalah kemanusiaan,” lanjut dia.

Diberitakan, hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting menunjukkan PKB memiliki elektabilitas sebesar 10 persen, atau di urutan ketiga di antara Golkar (11,3 persen) dan Gerindra (9,9 persen).

Baca juga: Elektabilitas Masuk 3 Besar, PKB: Gerindra Sudah Kesalip, Golkar Sebentar Lagi

Hasil survei SMRC menunjukkan, PDI Perjuangan menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22,1 persen.

"Jika pemilu diadakan pada waktu PDIP mendapat dukungan terbesar, 22,1 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Lavani dalam rilis survei, Kamis (7/10/2021).

Adapun di posisi berikutnya terdapat Partai Golkar yang memiliki elektabilitas 11,3 persen. Disusul Partai Kebangkitan Bangsa (10 persen), Partai Gerindra (9,9 persen), Partai Demokrat (8,6 persen), Partai Keadilan Sejahtera (6 persen), dan Partai Nasdem (4,2 persen).

"Partai-partai lain di bawah 3 persen dan yang belum tahu 18,8 persen," ujar Deni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com