Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Klaim Penanganan Lonjakan Covid-19 di RI Lebih Baik Dibanding Sejumlah Negara

Kompas.com - 08/10/2021, 08:10 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengeklaim penanganan pandemi Covid-19 gelombang kedua di Indonesia lebih baik dari negara-negara lainnya.

Sebab, kata dia, lonjakan pandemi di Tanah Air relatif lebih cepat berakhir.

"Indonesia terbilang cukup baik dalam mengatasi kenaikan kasus pada lonjakan kedua. Hal ini dibuktikan dengan lonjakan kasus yang hanya berlangsung selama dua bulan," kata Wiku, dalam konferensi pers daring, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Mengenal Vaksin Zifivax yang Dapat Izin Penggunaan Darurat dari BPOM

Menurut Wiku, India sempat mengalami lonjakan yang sangat tajam mencapai 414.433 kasus dalam sehari. Kenaikan berlangsung selama tiga bulan dan akhirnya berhasil turun hingga 90 persen dalam waktu dua bulan.

Jepang mengalami lonjakan kasus ketiga yang juga sangat tajam selama satu bulan, mencapai hingga 26.121 kasus dalam sehari. Setelahnya, kasus turun 98 persen dalam dua bulan.

Selanjutnya Vietnam yang hampir berhasil mengeradikasi Covid-19 sepanjang 2020 dan awal 2021, tiba-tiba mengalami lonjakan kasus Covid-19 selama 2 bulan dan kemudian berhasil turun 73 persen dalam waktu dua bulan.

Kemudian Turki, kasusnya naik selama tiga bulan dan berhasil turun hingga 93 persen dalam waktu tiga bulan. Namun sayangnya, saat ini kasus virus corona di Turki kembali menunjukkan peningkatan.

Selain kasus lebih cepat turun, kata Wiku, angka penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air juga relatif lebih besar dibandingkan negara-negara lain.

"Besarnya penurunan kasus di Indonesia juga dapat bersaing dengan Jepang yang sama-sama turun 98 persen dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam 73 persen, India 90 persen, dan Turki 93 persen," ujarnya.

Baca juga: Satgas: Molnupiravir Harus Lolos Uji Keamanan BPOM Sebelum Digunakan

Kendati demikian, lanjut Wiku, Indonesia butuh waktu lebih lama untuk mencapai 98 persen penurunan kasus yakni 3 bulan, dibandingkan dengan Jepang yang hanya butuh waktu 2 bulan.

Wiku mengatakan, tantangan pandemi yang dihadapi oleh masing-masing negara berbeda-beda. Namun, secara garis besar seluruh negara mengalami persoalan serupa yakni lonjakan situasi pandemi akibat kemunculan varian Delta.

"Kecepatan dan ketepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh sebuah negara mengindikasikan ketahanan sistem kesehatannya serta kemampuan adaptasi seluruh lapisan masyarakatnya terhadap permasalahan kesehatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com