Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau PTM Terbatas di Yogyakarta, Nadiem: Sekolah Bisa Ditutup jika Ada Klaster Covid-19

Kompas.com - 15/09/2021, 12:41 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim meninjau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (14/9/2021).

Dalam kunjungan kerjanya, ia mengunjungi SD Muhammadiyah Jogokariyan, SMA Ma'arif NU, SMP Taman Dewasa Jetis, serta melakukan diskusi dengan para kepala sekolah di Yogyakarta.

Nadiem mengatakan, apabila terjadi klaster Covid-19 di sekolah, PTM di sekolah tersebut akan kembali ditutup.

"Hal yang paling penting adalah semua warga sekolah mematuhi protokol kesehatan. Mari terus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tidak berkerumun. Sebab jika ada klaster Covid-19 di sekolah, sekolah bisa ditutup lagi," kata Nadiem saat mengunjungi SD Muhammadiyah Jogokariyan Yogyakarta, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Baca juga: PTM Terbatas di SDN Bambu Apus 2 Tangsel Timbulkan Kerumunan Siswa dan Orangtua

Nadiem juga mengimbau komite sekolah berperan aktif memantau pelaksanaan PTM terbatas di sekolah.

Adapun sekolah, kata Nadiem, harus bisa memastikan keamanan dan memastikan penerapan protokol kesehatan.

"Komite sekolah membantu kepala sekolah sebagai satgas yang memantau apakah pelaksanaan PTM terbatas bisa berjalan aman, apakah protokol kesehatan diterapkan oleh seluruh warga sekolah," kata Mendikbudristek.

Dalam kunjungan kerja di Yogyakarta, Menteri Nadiem menyempatkan meninjau pelaksanaan geladi bersih Asesmen Nasional (AN) di SMA Ma'arif NU Dagen Yogyakarta.

Baca juga: Nadiem Sebut PTM Terbatas Cara Mengatasi Learning Loss pada Anak

Nantinya, setelah semua simulasi dan geladi selesai, pelaksanaan AN untuk satuan pendidikan akan dimulai pada minggu ke-4 September 2021 dengan sasaran pertama adalah SMK dan paket C, disusul oleh SMA, SMP, dan SD/sederajat.

Nadiem kemudian kembali menekankan tujuan AN adalah pemerataan pendidikan di Indonesia sehingga siswa tidak akan terdampak dari pelaksanaan AN.

Menurut dia, AN sangat berbeda dengan Ujian Nasional (UN), sehingga tidak perlu persiapan khusus dan tidak perlu khawatir.

“Terima kasih kepada bapak kepala sekolah dan para guru yang telah menjelaskan kepada siswa dan orangtua bahwa AN ini untuk pemetaan semata. Nilai AN tidak berdampak apa pun bagi siswa jadi siswa tidak perlu khawatir ketika mengerjakan soal," ujar dia.

Baca juga: PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3, Nadiem Makarim: Satu Kelas Diisi 18 Siswa

Ia juga memastikan, pelaksanaan AN akan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

"AN juga dilaksanakan mengikuti peraturan yang berlaku dan protokol kesehatan yang ketat," ucap Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com