Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Rektor PTN, Jokowi Singgung Budi Gunadi Sarjana Fisika Nuklir Jadi Menkes

Kompas.com - 14/09/2021, 19:27 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talenta sebesar-besarnya.

Sebab, kata dia, karier seseorang tidak selalu selaras dengan program studi yang dipelajari di bangku kuliah. Terkait hal ini, Jokowi menyinggung Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

"Orang bisa berkarier yang jauh dari ilmu di ijazahnya. Ini yang sering saya berikan untuk contoh itu Pak Budi Gunadi Sadikin," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021). 

Baca juga: Jokowi Teken Perpres 82/2021 Atur Dana Abadi Pesantren

Jokowi mengungkap, Menkes Budi menempuh pendidikan di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) program studi Fisika Nuklir. Namun, Budi berkarier di perbankan.

Karier Budi melesat hingga sempat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri. Dari perbankan, Budi sempat menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN dan kini melompat sebagai Menteri Kesehatan.

Berkaca dari perjalanan Menkes Budi, kata Jokowi, perguruan tinggi harus memfasilitasi bakat-bakat mahasiswanya sejak menempuh pendidikan sarjana.

"Fasilitasi mahasiswa sebesar-besarnya untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas. Karena kita ingat, pilihan prodi, jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta," ujar Jokowi.

"Ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah," tuturnya.

Jokowi tidak ingin perguruan tinggi memagari mahasiswa dengan terlalu banyak program studi di fakultas. Ia ingin supaya mata kuliah pilihan mahasiswa diperbanyak, baik di dalam maupun di luar kampus.

Baca juga: Jokowi ke Para Rektor: Urusan Makan Mahasiswa Harus Dicek Betul, Jangan Sampai Tidak Sehat


Presiden mengingatkan bahwa dunia akan menghadapi ketidakpastian global karena kecepatan. Menghadapi tantangan tersebut, mahasiswa harus bisa belajar kepada siapa saja, baik pada praktisi maupun industri.

Mahasiswa, kata dia, harus memahami banyak hal, mulai dari matematika, statistika, ilmu komputer, hingga bahasa.

"Bahwa seorang mahasiswa itu tidak perlu pindah prodi, pindah jurusan, atau pindah fakultas seperti untuk mengejar yang tadi saya sampaikan, yang tidak pas tadi, tapi berilah kesempatan mahasiswa untuk mengambil kuliah sesuai talentanya," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com