Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Varian Mu, Epidemiolog: Pintu Masuk Tak Mesti Ditutup, Perkuat Screening dan Vaksinasi

Kompas.com - 07/09/2021, 13:36 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, saat ini, virus corona varian Mu atau B.1.621 sudah tersebar di 43 negara.

Dengan demikian, Indonesia juga harus sigap mengantisipasi penularan varian baru tersebut.

Dicky mengatakan, setiap negara tak mesti menutup pintu masuk ke negara mereka, tetapi perlu melakukan penguatan screening pada pelaku perjalanan.

"Untuk responsnya tidak henti-hentinya selama pandemi ini ya tidak mesti pintu terbang ditutup, tapi penguatan screening, bukan hanya orang itu bawa hasil tes tetapi dia juga divaksin lengkap kemudian dia menjalani karantina," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: Jokowi Wanti-wanti soal Corona Varian Mu, Minta Masyarakat Waspada

Dicky mengatakan, virus corona varian Mu masuk dalam kategori variant of interest (VOI) karena dapat menurunkan efikasi vaksin dan saat ini diteliti lebih lanjut terkait kecepatan penularannya.

Untuk itu, ia menyarankan agar Indonesia mempercepat laju vaksinasi dosis lengkap.

"Meski varian Delta belum selesai, vaksinasi kita juga masih rendah jadi akan berkontribusi dalam perburukan pandemi," ujarnya.

Lebih lanjut, Dicky mengingatkan kemungkinan gelombang ketiga vaksinasi Covid-19 karena tidak meratanya penurunan kasus Covid-19 di beberapa daerah.

"Ada kontribusi gelombang ketiga 3 kalau kita lemah 3T dan 3M dan vaksinasi, ditambah varian baru Mu sekarang sedang diamati betul dan varian C.1.2 Afrika Selatan itu juga berpotensi mengakibatkan perburukan situasi pandemi di satu wilayah," kata Dicky.

Baca juga: Luhut Ingatkan Kemungkinan Gelombang Ketiga Covid-19, Waspadai Varian Mu

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memastikan, varian baru virus Corona Mu atau B.1.621 belum terdeteksi di Tanah Air.

Ia mengatakan, hal tersebut diketahui setelah dilakukan pemeriksaan 7.000 sampel menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).

"Beberapa tempat di sekitar kita varian Mu ini belum terdapat, kita sudah melakukan genome sequencing terhadap 7.000-an orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi varian Mu," kata Dante dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Wamenkes: Varian Corona Mu Resisten terhadap Vaksin Covid-19

Dante mengatakan, dalam konteks laboratorium, varian Mu memiliki resistensi terhadap vaksin. Namun, penyebaran varian ini tidak sebesar varian Delta.

"Mudah-mudahan varian Mu akan abortif (berhenti bermutasi/berkembang) seperti varian Lambda beberapa waktu lalu di Peru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com