Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Mulai Selidiki Dugaan Perundungan dan Pelecehan Seksual pada Pegawai KPI

Kompas.com - 02/09/2021, 20:16 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan turut serta melakukan penyelidikan kasus perundungan dan pelecehan seksual pada pegawai KPI berinisial MS.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan,sebenarnya penyelidikan dengan meminta keterangan korban dijadwalkan Kamis (2/9/2021) hari ini, tetapi korban tidak datang.

Oleh karena itu, pengumpulan keterangan korban rencananya dilakukan pada Jumat (3/9/2021) pukul 10.00 WIB besok.

“Sampai saat ini kami mengutamakan atau mempriortiaskan keterangan pada korban lebih dahulu,” kata Beka dikutip dari akun YouTube Komnas HAM, Kamis.

Baca juga: KPI Sudah Periksa 7 Pegawainya yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual terhadap MS

Setelah mendapatkan keterangan korban, Komnas HAM berencana melakukan pengembangan penyelidikan dengan meminta keterangan dari sejumlah pihak yang terlibat.

“Setelah itu kami baru menyusun rencana meminta keterangan dari KPI, kepolisian dan dari terduga pelaku. Tapi lagi-lagi bergantung pada keterangan korban,” kata dia. 

Beka menyampaikan, Komnas HAM turut serta melakukan penyelidikan pada perkara ini karena melihat bahwa sejak tahun 2017, perkara MS belum ditangani baik secara hukum maupun oleh instansi dimana ia berada.

Padahal, MS sudah mengirimkan aduan pada Komnas HAM sejak tahun 2017.

Baca juga: MS Laporkan 5 Pegawai KPI yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

 

Saat itu, kata Beka, Komnas HAM menyarankan MS untuk melaporkan perkaranya itu ke pihak kepolisian terlebih dahulu.

Namun, Komnas HAM tidak mendapatkan kabar lagi dari MS terkait upaya hukum yang disarankan oleh Komnas HAM itu.

“Tentu saja karena keadilan bagi korban belum dipenuhi dari proses yang ada. Kemudian ini menyangkut mekanisme dan tanggung jawab Komnas sesuai dengan mandat dan kewenangan undang-undang bagaimana hak atas keadilan, hak atas rasa aman, maupun hak atas pemulihan korban itu diperoleh oleh korban,” papar dia.

Baca juga: Pelecehan Pegawai KPI Disebut Terjadi di Ruang Kerja dan Dilakukan Beramai-ramai

Perkara perundungan dan pelecehan seksual yang dialami MS menjadi perbincangan setelah keterangannya viral di media sosial.

MS mengaku kerap diperlakukan tidak menyenangkan oleh beberapa rekan kerjanya di KPI sejak tahun 2012 hingga 2017.

Ia kemudian membagi ceritanya hingga mengadu ke Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sementarai itu, Ketua KPI Agung Suprio berjanji akan memberikan pendampingan hukum dan psikologis pada MS.

Agung juga menerangkan bahwa saat ini KPI sedang melakukan investigasi internal dan mendukung aparat kepolisian untuk ikut serta dalam penanganan kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com