JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyinggung peristiwa kericuhan yang terjadi pada Kongres V PAN 2020.
Saat itu Kongres berlangsung ricuh. Bahkan, terjadi peristiwa lempar-lemparan kursi.
Namun, pria yang biasa disapa Zulhas itu berkelakar bahwa peristiwa "kursi melayang" tersebut karena kongres berjalan terlalu demokratis.
"PAN yang lahir dari reformasi, proses-proses demokrasi di antara partai kita berlangsung secara baik. Bahkan, sangat demokratis di partai kita ini, sehingga beberapa kali kita kongres, kursi-kursi juga ikut Kongres, melayang maksudnya. Itu karena saking demokratisnya," kata Zulhas dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN yang dipantau virtual, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Zulkifli Hasan Ungkap Peran PAN bagi Pemerintahan Jokowi
Ia juga mengatakan, sejauh pengamatannya, belum kongres partai lain yang diwarnai insiden kursi melayang seperti saat Kongres PAN.
Terlepas dari peristiwa tersebut, Zulhas mengeklaim bahwa proses pengambilan keputusan di internal PAN selalu berjalan demokratis.
Pengambilan keputusan di internal PAN ada yang melalui rapat kerja nasional (rakernas) yang lebih tinggi tingkatannya dibanding kongres.
"Jadi yang paling tinggi yaitu Kongres sudah kita lewati dalam lima tahun sekali itu. Rakernas, tiap tahun kita laksanakan, ini forum tertinggi untuk mengambil keputusan setelah kongres," ucap dia.
Selain rakernas, kata Zulhas, PAN juga menggelar rapat pertemuan yaitu pleno dan rapat-rapat harian.
Dalam proses pertemuan atau rapat tersebut, Zulhas mengeklaim bahwa agenda yang dibahas selalu berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah, partai kita terus, agenda-agenda partai itu kita bisa laksanakan dengan baik," kata dia.
Baca juga: Ketum PAN Apresiasi Pemerintah Tangani Covid-19 karena Kasus Harian Turun Drastis
Zulhas juga menegaskan bahwa partainya terbuka bagi publik. Hal itu ditegaskannya dengan mempersilakan rekan media untuk meliput acara Rakernas II PAN baik secara fisik maupun virtual.
"Boleh diliput semuanya, tidak ada yang ditutup-tutupi atau tidak ada yang tertutup. Jadi silakan," kata dia.
Kongres V PAN yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020) berlangsung ricuh.
Adapun Kongres tersebut beragendakan salah satunya melaksanakan pemilihan ketua umum untuk periode 2020-2025.
Kericuhan bermula saat sejumlah kader partai berlambang matahari terbit itu mempersoalkan sikap panitia yang memperpanjang masa registrasi peserta.
Baca juga: Soal Penanganan Pandemi, Ketum PAN: Kita Tak Boleh Terpecah Belah dan Sibuk Nyinyir
Selain itu, kericuhan terjadi karena adanya dugaan kecurangan yang dilakukan tim pemenangan Zulkifli Hasan dalam pelaksanaan kongres.
Adapun dugaan itu dilontarkan oleh tim pemenangan Mulfachri Harahap dan Hanafi Rais sebagai bakal calon ketum dan sekretaris jenderal PAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.