JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk menghapus atau uninstall aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kemenkes.
Imbauan tersebut disampaikan Kemenkes, setelah adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi e-HAC yang lama.
"Pemerintah meminta kepada masyarakat untuk menghapus atau men-delete atau uninstall aplikasi e-HAC yang lama, yang terpisah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Ma'ruf dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Kemenkes RI, Selasa (31/8/2021).
Anas mengatakan, pihaknya saat ini melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran data di aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) yang lama.
Ia menduga data pengguna yang bocor terjadi di pihak mitra dan saat ini sudah diketahui pemerintah.
Baca juga: Data Pengguna Aplikasi e-HAC Bocor, Kemenkes Duga dari Pihak Mitra
"Dugaan kebocoran data e-HAC yang lama diakibatkan kemungkinan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra dan ini sudah diketahui oleh pemerintah," ujarnya.
Anas menjelaskan, kebocoran data pengguna terjadi pada aplikasi e-HAC yang sudah dinonaktifkan sejak 2 Juli 2021.
Saat ini, kata dia, pelaku perjalanan menggunakan aplikasi e-HAC yang telah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi dengan infrastruktur yang berbeda dari sebelumnya.
"Sekali lagi e-HAC yang digunakan yang barada di dalam aplikasi PeduliLindungi," ucapnya.
Lebih lanjut, Anas menambahkan, aplikasi e-HAC yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi memiliki infrastruktur di pusat data nasional sehingga terjamin keamanannya dan didukung oleh Kemenkominfo dan BSSN.
"Ini satu paket, di mana seluruh informasi terkait dengan pengendalian covid-19 maka seluruh sistemnya akan dipindahkan ke dalam pusat data nasional," pungkasnya.
Baca juga: Data 1,3 Juta Pengguna Aplikasi e-HAC Kemenkes Diduga Bocor
Sebelumnya diberitakan, kasus kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini menyangkut data pengguna yang tersimpan di aplikasi e-HAC buatan Kemenkes.
Kasus kebocoran data e-HAC pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber dari VPNMentor, yang menemukan kebocoran data di aplikasi e-HAC pada 15 Juli lalu.
Dalam sebuah posting-an di blog resmi VPNMentor, data sebanyak 1,3 juta pengguna e-HAC diperkirakan telah terdampak kebocoran data ini. Ukuran data tersebut kurang lebih mencapai 2 GB.
Terkait kabar kebocoran data pengguna aplikasi e-HAC Kemenkes ini, juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi angkat bicara.
"Sedang kami investigasi," kata Dedy melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa (31/8/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.