Hal tersebut dikatakannya merupakan bagian yang agak sulit mengingat dalam satu laboratorium sumber dayanya sedikit.
"Kalau saya analogikan virus itu orang, saya mempelajari salah satu bagiannya saja. Efektif tidak ya kalau vaksinnya kita rancang berdasarkan cetakan tangan virusnya saja misalnya atau pakai kepalanya saja," kata dia.
"Kami lagi mencari, mendesain sebetulnya yang mana yang paling oke? Mungkin tidak ada mekanisme lain? Kami mencari bagian spesifik dari orang virus, mana yang paling bagus. Bagian yang saya kerjakan cukup pahit karena kadang-kadang harus menelan kegagalan yang benar-benar gagal," ucap David.
Baca juga: Capai Target Vaksinasi, Anggota Komisi IX Dorong Percepatan Vaksin Merah Putih
Diketahui, pemerintah menargetkan Vaksin Merah Putih dapat diproduksi pada 2022.
Saat ini, Vaksin Merah Putih masih dalam proses uji praklinik.
Dalam pengembangannya, pemerintah bekerja sama dengan dengan empat universitas dan dua lembaga.
Keempat universitas itu yakni Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kemudian, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.