Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Beringas Rezim Berangus Mural

Kompas.com - 17/08/2021, 14:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Biarkan mural muncul apa adanya di ruang publik yang tersedia tanpa mengatur detail apa yang harus dimuralkan dan apa yang tidak boleh dimuralkan.

Mural jika diberi ruang dan kesempatan akan menjadi sarana yang efektif untuk mencegah vandalisme di tempat publik.

Mural sebagai katarsis kepengapan hidup

Keberadaan mural tidak bisa terlepas dari kondisi kehidupan yang tengah terjadi, baik secara sosial, politik, ekonomi dan lain-lain.

Artinya eksistensi mural tidak bisa dilepaskan dengan ruang dan waktu. Membaca makna mural tidak harus dipahami secara tersurat tetapi juga yang tersirat.

Tidak saja konten dalam mural, pemaknaan dalam karya lukisan pun kerap menjadi debatable. Lukisan Djoko Pekik yang berjudul “Berburu Celeng” ada yang memaknai celeng dalam lukisan tersebut sebagai rezim Orde Baru yang zalim dan serakah, tetapi ada juga yang menilai lukisan tersebut hanyalah karya seni belaka tanpa konten politis.

Memahami mural “Dipaksa Sehat di Negeri Sakit” yang menjadi perbincangan di Pasuruan, Jawa Timur, dengan pemaknaan denotatif maupun konotatif, tentu memiliki pendapat yang berbeda.

Apapun pijakan pemaknaannya, seharusnya pesan-pesan yang pada mural menjadi masukan untuk langkah perbaikan yang akan ditempuh oleh pemerintah.

Bisa jadi, mural yang dibuat menghiasi dinding dan tembok suatu kota adalah katarsis dari pembuat mural akan kejenuhan akibat kebijakan Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berseri-seri tanpa ada kejelasan kapan roda kehidupan bisa berjalan normal.

Mungkin pula, mural menjadi jawaban akan semakin sesaknya ruang-ruang publik yang terdominasi dengan kehadiran baliho-baliho para politisi yang apatis dengan kondisi rakyat.

Rakyat yang tengah susah sandang pangan bukan butuh baliho tetapi butuh sembako dan pendapatan yang lancar.

Memandang dan memaknai mural janganlah dengan segala prasangka, anggap saja guyon dan lelucon penambah imun di masa pandemi.

Penulis buku “Heil Hitler - Babi Sudah Mati” yang juga sutradara film asal Jerman Rudolph Herzog menyatakan sebenarnya lelucon yang muncul di jalanan tidak hanya berusaha membuat orang atau pembaca tertawa.

Lelucon juga mencerminkan apa yang benar-benar memengaruhi, menghibur, dan membuat marah orang.

Lelucon meski menyangkut politik sekalipun sebenarnya bukan merupakan bentuk perlawanan aktif, melainkan malah bisa menjadi katup untuk kemarahan publik yang terpendam. Lelucon sebenarnya sebatas hanya untuk mengeluarkan semacan "uap" sambil tertawa.

Mungkin saja Presiden Joko Widodo terbahak lepas setelah melihat mural-mural tersebut. Bisa jadi hanya aparat-aparat saja yang susah tertawa melihat orang yang senang di kala imun mulai meningkat karena sudah divaksin.

Jokowi pasti paham dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh Proklamator kita, Bung Karno.

"Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com