JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan 60 persen responden menganggap ada peningkatan kasus korupsi dalam dua tahun terakhir.
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menilai, hal itu merupakan konsekuensi dari ketidakjelasan arah pemberantasan korupsi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Adnan berpandangan, persepsi masyarakat melalui hasil survei tersebut seharusnya menjadi tanda bahaya bagi pemerintah.
"Ini alarm berbahaya, karena dari sudut pandang ekonomi, investasi juga akan tumbuh jika ada kepercayaan besar dari para investor terhadap kinerja pemberantasan korupsi," ujar Adnan kepada Kompas.com, Senin (9/8/2021).
Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Responden Anggap Korupsi Meningkat dalam 2 Tahun Terakhir
Adnan mengatakan, persepsi masyarakat terkait meningkatkan korupsi juga tak bisa dilepaskan dari isu pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Misalnya, polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) yang tak kunjung usai.
Kemudian perbedaan pendapat antara pimpinan KPK dengan Ombudsman terkait malaadministrasi dalam proses alih status pegawai menjadi aparatur sipil negara (ASN)
Selain itu, Adnan juga menyoroti pelanggaran terhadap prinsip tata kelola pemerintahan yang baik terkait penunjukkan mantan terpidana kasus korupsi sebagai komisaris BUMN.
"Dan jangan lupa pelemahan KPK yang mahahebat terjadi terus menerus, dan tidak ada sikap tegas dari Presiden untuk menghentikan pelemahan KPK," kata Adnan.
Baca juga: Pusako Kritik Peraturan Pimpinan KPK soal Biaya Perjalanan Dinas Pegawai
"Pendek kata, pemberantasan korupsi di Indonesia luluh lantak oleh kepentingan politik jangka pendek," sebutnya.
Adapun survei LSI melibatkan 1.200 responden di empat provinsi yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.
Hasilnya, 58 persen warga pedesaan dan 62 persen warga perkotaan menganggap tingkat korupsi meningkat.
Metode survei menggunakan simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error kurang dari 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.