Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Akui Reproduksi Kasus Covid-19 di Indonesia Belum Bisa Dibilang Terkendali

Kompas.com - 02/08/2021, 21:42 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tingkat reproduksi kasus Covid-19 di Indonesia belum bisa disebut terkendali. 

Saat ini, tingkat reproduksi kasus Covid-19 di Tanah Air sebesar 1,2-1,5.

"Jadi kalau kita lihat di sini reproduksi saat ini 1,2-1,5 dengan penerapan disiplin 3M dan upaya testing, tracing, treatment yang kita lakukan berapa waktu yang lalu. Nah wabah ini bisa terkendali angka reproduksinya bila di bawah 1 atau 0,9," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual pada Senin (2/8/2021).

Baca juga: Luhut Klaim Kasus Covid-19 Turun 50 Persen karena PPKM

Dia mengatakan, angka reproduksi Covid-19 adalah rata-rata jumlah kasus yang baru disebabkan ditularkan oleh setiap orang terinfeksi pada masa infeksius 10-14 hari.

Angka ini merupakan perhitungan dari seberapa mudah virus dapat ditularkan, durasi, serta lama kontak antara sumber dengan populasi masyarakat yang rentan.

Luhut menyampaikan, angka reproduksi atau penularan dapat dikurangi dengan sejumlah langkah.

Pertama, mengurangi proporsi populasi yang rentan terhadap infeksi yaitu dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M) dan meningkatkan testing, tracing, treatment (3T).

Kedua, mengurangi durasi kontak restriksi pergerakan penduduk. "Ini yang kita lakukan sekarang, jadi pergerakan kita tahan dulu," ucap dia. 

Ketiga, percepatan vaksinasi Covid-19 untuk membentuk imunitas.

Baca juga: Luhut: PPKM Level 4 Diterapkan di Daerah yang Kasus Kematiannya Naik

Menurut Luhut, apabila ketiga hal itu dapat dilakukan, penyebaran virus dapat dikontrol.

"Kita sekarang menargetkan ini sampai pada bulan September kita berharap itu (angka reproduksi) akan bisa 0,9 persen dengan penerapan 3M yang lebih bagus, 3T lebih bagus, dan vaksinasi itu bisa 75 persen di daerah-daerah Indonesia," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com