JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 dari IDI Wilayah Jambi Nirwan Satria mengungkapkan, sejak 18 Juli 2021, kasus Covid-19 di Provinsi Jambi meningkat hingga 21 persen.
Ia mengatakan, pada 18 Juli 2021, kasus Covid-19 di Jambi meningkat menjadi 442 kasus dalam sehari. Padahal, rata-rata hanya mencapai 100 kasus dalam sehari.
"Secara grafik Pulau Jawa mulai landai, tetapi di luar Pulau Jawa mulai naik, khususnya di Jambi, sampai 23 Juli ini kita dapat informasi juga peningkatannya itu Provinsi Jambi dari 52 persen ke 75 persen, jadi naik ya sekitar 21 persen," kata Nirwan dalam diskusi secara virtual, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Terdeteksi di Jambi dan Mamuju beserta Ancamannya
Nirwan mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di Jambi berpengaruh pada keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.
Ia mengatakan, satu-satunya rumah sakit rujukan Covid-19 terbesar di Jambi, yaitu RSUD Raden Mattaher, memiliki tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) sekitar 90 persen untuk tempat tidur isolasi.
"Begitu juga ICU tekanan negatif 90 persen cuma satu yang kosong, ICU tanpa ventilator kosong juga satu. Artinya, melihat kondisi ini RS Raden Mattaher keterisiannya hampir penuh," ujarnya.
Lebih lanjut, Nirwan mengatakan, masalah baru muncul dengan terdeteksi varian Delta plus atau AY.1 di Jambi.
Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Terdeteksi di Jambi dan Mamuju beserta Ancamannya
Ia menuturkan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah mitigasi seperti bekerja sama dengan laboratorium pusat diagnostik di Universitas Andalas.
"Dan kami rutin lakukan swab pada anggota kami dan perawat di daerah Jambi supaya ini kalau ada teman-teman kita yang hasil positif kita lakukan isolasi supaya meminimalkan penularan Covid-19," kata Nirwan.
Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengungkapkan bahwa ada tujuh pasien di RS Raden Mattaher yang telah terkonfirmasi virus corona varian Delta.
Baca juga: Kemenkes Sebut Semua Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Varian Delta