Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog Khawatir Indonesia Jadi Episentrum Covid-19

Kompas.com - 19/07/2021, 18:46 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo khawatir Indonesia akan menjadi episentrum atau pusat penyebaran Covid-19.

Sebab, selain laju penularan virus corona sangat tinggi, masyarakat juga masih sulit beradaptasi dengan situasi pandemi.

"Ini menjadi pertanyaan besar, kalau kita tidak mampu untuk melakukan adaptasi, maka bisa jadi Indonesia menjadi wilayah episentrum (Covid-19)," kata Imam, dalam webinar Alinea.id bertajuk Memperkuat PPKM Darurat Berbasis Komunitas, Senin (19/7/2021).

Baca juga: Kapolri Sebut 1,4 Juta Orang Mudik pada Periode Lebaran, Sebabkan Episentrum Penyebaran Covid-19

Menurut Imam, masih banyak masyarakat yang tak patuh pada protokol kesehatan. Bahkan, sebagian kalangan tidak percaya pada kajian keilmuan atau hal-hal yang bersifat saintifik.

Kemudian, hingga saat ini Indonesia juga belum bisa menghasilkan vaksin sendiri, sehingga pengadaan vaksin bergantung pada negara lain. Dengan kondisi demikian pun masih saja ada warga yang enggan divaksin.

Situasi itu diperburuk dengan persoalan lain seperti kemiskinan, daya tahan tubuh masyarakat rendah, dan stunting.

Oleh karenanya, dibandingkan dengan negara-negara lain, bukan tidak mungkin Indonesia jadi pusat baru penyebaran virus.

"Dan bahkan jangan-jangan di dalam negara itu episentrumnya akan mengerucut di wilayah-wilayah tertentu yang disiplinnya itu paling rendah, orangnya paling tidak saintifik, paling tidak percaya pada kajian-kajian ilmiah, kajian-kajian keilmuan," ujar Imam.

Baca juga: Media Asing Sebut Indonesia Jadi Episentrum Covid-19 Dunia

Untuk mendorong kepatuhan masyarakat, menurut Imam, seharusnya dibangun narasi bahwa penanggulangan pandemi merupakan tanggung jawab bangsa, bukan pemerintah semata.

Ia mengatakan, pemerintah merupakan bagian dari komponen bangsa. Seluruh komponen bangsa, termasuk masyarakat, bertanggung jawab untuk mengendalikan laju penyebaran virus.

"Suksesnya kita bertahan dalam menghadapi musuh covid ini adalah bukan suksesnya pemerintah, tapi suksesnya kita semua," kata Imam.

Untuk diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia belakangan terus melonjak.  Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin (19/7/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 34.257 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: UPDATE: Tambah 34.257 Orang, Total Kasus Covid-19 Indonesia 2.911.733

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.911.733 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Dalam periode yang sama, ada 1.338 kasus kematian akibat Covid-19. Angka kematian ini merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 berlangsung di Tanah Air.

Dengan penambahan tersebut, hingga Senin (19/7/2021) pasien Covid-19 meninggal dunia mencapai 74.920 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com