Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Covid-19 Tembus 1.000 Kasus, Epidemiolog: Kondisi Ini Tak Boleh Berjalan Lama

Kompas.com - 09/07/2021, 11:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 tidak boleh terjadi lebih lama.

Sebab, kata Masdalina, peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 akan mempengaruhi kasus kematian pasien non-Covid-19.

"Kondisi seperti ini tidak boleh berjalan lama, mengapa? Karena kalau kita amati peningkatan jumlah kasus meninggal akan seiring dengan peningkatan kasus meninggal non Covid-19 karena saat ini kita berkonsentrasi dengan covid-19 dan melupakan mereka yang juga butuh perawatan," kata Masdalina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/7/2021).

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Harian Kembali Catatkan Rekor dan Upaya Pemerintah Tekan Kematian

Menurut Masdalina, ada tiga hal yang menyebabkan kasus kematian meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Pertama, banyak pasien Covid-19 yang ditemukan dalam kondisi gejala berat dan kritis dan mendapatkan akses layanan kesehatan terlambat sehingga risiko kematian lebih tinggi.

"Disebabkan karena penuhnya fasyankes, sebenarnya ini bulan lalu sudah diperingatkan kalau begini terus, 2 minggu sampai 4 minggu ke depan kita bisa kolaps," ujarnya.

Kedua, kapasitas tempat tidur Intensive Care Unite (ICU) dan High Care Unit (HCU) di rumah sakit rujukan masih sedikit, sementara pasien yang membutuhkan perawatan terus bertambah.

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 Lewati 1.000 dalam Sehari, Ini Penjelasan Satgas

Ketiga, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah belum terpantau dengan baik.

"Karena mereka (pasien isolasi mandiri) tidak tahu mereka (kapan harus ke RS) tiba-tiba kondisi mereka menurun, jadi kondisi ini tak bisa lama, harus ada upaya yang masif untuk mencegah mengalirnya kasus ke rumah sakit nah ini masih jadi PR kita," kata Masdalina.

Pemerintah sebelumnya mencatat sebanyak 1.040 orang meninggal dunia akibat Covid-19 sejak Selasa (6/7/2021) hingga Rabu (7/7/2021).

Penambahan itu menyebabkan kasus kematian di Indonesia kini mencapai 62.908 orang.

Adapun kasus kematian akibat Covid-10 tersebar di 32 provinsi.

Dari data itu, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Baca juga: Rekor 1.040 Kematian akibat Covid-19, Apa Penyebabnya?

Kelima provinsi itu, yakni Jawa Tengah (480 kasus), DKI Jakarta (142 kasus), Jawa Timur (155 kasus), Jawa Barat (67 kasus), dan DIY (32 kasus baru).

Pemerintah juga mencatat ada penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 34.379. Sehingga total kasus Covid-19 di Tanah Air sebanyak 2.379.397.

Selain itu, juga terdapat penambahan 14.835 pasien yang telah dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, total pasien sembuh dari Covid-19 ada 1.973.388 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com