JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya bakal memproduksi BioSaliva sekitar 40.000 unit per bulan.
BioSaliva merupakan alat uji pendeteksi Covid-19 dengan metode kumur produksi Bio Farma.
Ia mengklaim BioSaliva memungkinkan pengetesan PCR tidak lagi dilakukan melalui hidung dan nasofaring.
"Ini memberikan satu experience baru dari sisi kenyamanan buat masyarakat yang ingin melakukan pengetesan PCR ini," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Direktur Utama PT Bio Farma, Kimia Farma, Informa, dan Phapros, Rabu (7/7/2021).
Baca juga: Bio Farma dan Nusantics Kembangkan Alat Pendeteksi Covid-19 Metode Kumur
"Produk baru kami BioSaliva, baru akan kita produksi sekitar 40.000 unit per bulan," tambah dia.
Honesti melanjutkan, pihaknya juga telah melakukan pengetesan terhadap BioSaliva dengan akurasi 99 persen.
Selain itu, ia juga mengungkap keunggulan BioSaliva yang diklaim mampu mendeteksi semua varian baru virus corona.
"Khusus untuk BioSaliva ini adalah produk kita terbaru dan bisa men-detect semua strain virus yang sekarang lagi berkembang di Indonesia," terangnya.
Usai mengungkapkan hal tersebut, beberapa anggota DPR mempertanyakan perkiraan harga dari BioSaliva yang bakal digunakan sebagai alat tes Covid-19.
Namun, Honesti belum dapat memberikan jawaban mengenai harga dari BioSaliva. Ia mengaku terkait harga masih menjadi bahan pembicaraan pihaknya.
Baca juga: Penjelasan Ahli soal Tes PCR Kumur, serta Bedanya dengan Swab PCR dan Rapid Antigen
"Harganya lagi kita usulkan. Kita lagi ada pendampingan untuk penetapan harganya. Sehingga nanti kita dapat ketetapan dari Kementerian Kesehatan. Nanti akan kita sampaikan Pak terkait harganya kalau sudah ada informasi terkait harga akhirnya nanti setelah evaluasi dengan BPKP," tuturnya.
Kendati demikian, Honesti mengklaim bahwa harga BioSaliva bisa saja lebih murah daripada harga PCR tes saat ini.
Lalu jika dibandingkan dengan harga swab test antigen, harga BioSaliva diklaim tidak lebih murah.
"Karena secara standart, dia (Bio Saliva) lebih tinggi," tambah dia.
Sementara itu, Bio Farma juga mengatakan akan memproduksi mBioCoV-19 RT-PCR Kit dengan kemampuan produksi 2,4 juta per bulan.
Sama seperti BioSaliva, produk tersebut juga digunakan untuk alat test Covid-19 dan diklaim sudah melalui pengetesan dengan akurasi 99 persen.
Baca juga: Deteksi Covid-19 Metode Kumur, Begini Penjelasan Peneliti Undip
Sebelumnya, Bio Farma juga telah mengungkapkan inovasi barunya terkait alat uji deteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling) bernama BioSaliva.
Bio Farma mengatakan, alat itu merupakan inovasi dari pihaknya dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics.
Dalam rilisnya, Bio Farma mengklaim bahwa alat ini bisa digunakan untuk alternatif pengambilan sampel pemeriksaan PCR yang menggunakan swab nasofaring-orofaring.
"Gargle-PCR memiliki sensitifitas hingga 95 persen sehingga dapat digunakan sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit," tulis Biofarma dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.