Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PKS: Prioritaskan Pasokan Oksigen untuk RS yang Tangani Covid-19

Kompas.com - 05/07/2021, 15:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani meminta Negara turun tangan mengatasi krisis oksigen dengan cara memprioritaskan pasokannya untuk kebutuhan medis.

Hal tersebut disampaikannya untuk merespons kelangkaan oksigen yang telah membuat panik masyarakat sebagai imbas dari lonjakan kasus Covid-19.

"Kelangkaan oksigen telah membuat panik masyarakat. Kini diberitakan pasien di rumah sakit meninggal akibat krisis oksigen. Bagaimana mungkin fasilitas kesehatan bisa krisis oksigen? Ini sungguh menyesakkan dada," kata Netty dalam keterangan kepada Kompas.com, Senin (5/7/2021).

"Prioritaskan pasokannya untuk rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Ini persoalan darurat di mana negara harus hadir melakukan langkah antisipatif," sambung dia.

Baca juga: Ketua DPR Sarankan Pemerintah Pakai Teknologi Digital untuk Data Kelangkaan Oksigen

Netty melanjutkan, krisis oksigen menjadi peringatan untuk pemerintah pusat dan daerah agar terus bersinergi melakukan mitigasi dengan pengelola rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain.

Ia meminta, produksi oksigen harus ditingkatkan di masa pandemi karena terjadi peningkatan kebutuhan yang tinggi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

"Porsi oksigen yang lebih besar harus diberikan untuk kepentingan medis dibandingkan industri," ucapnya.

Politisi PKS tersebut juga mengajak dunia usaha sektor kesehatan untuk bersama berjuang melawan krisis dengan mengedepankan upaya keselamatan rakyat dan bukan bisnis semata.

Oleh karena itu, dia mendesak perusahaan penyedia oksigen medis bersungguh-sungguh membantu pemerintah mengatasi krisis oksigen.

"Ini adalah perjuangan dalam membela kedaulatan bangsa dan negara," tambah dia.

Baca juga: Menkes Bentuk Satgas Oksigen Tangani Kekurangan Stok di Rumah Sakit

Kendati demikian, ia juga meminta pemerintah agar mengevaluasi kebijakan pemberian bantuan oksigen untuk negara lain beberapa waktu lalu.

Sebab, ia mempertanyakan apakah kebijakan tersebut telah mempertimbangkan ketersediaan oksigen yang memadai untuk kebutuhan dalam negeri.

Netty mengingatkan pemerintah agar kasus kelangkaan oksigen di sejumlah rumah sakit di mana salah satu yang terparah yaitu Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, tidak terulang kembali.

"Kuncinya adalah negara harus hadir dalam upaya menyelamatkan rakyat melalui perbaikan manajemen pandemi dari hulu hingga hilir. Kita tidak ingin setiap saat menerima informasi yang menyesakkan dada akibat salah manajemen dan moral hazard dalam penanganan pandemi," pungkasnya.

Baca juga: IDI Jakarta Usul Anggaran Disinfektan Dialihkan untuk Beli Masker dan Oksigen

Diketahui, Indonesia tengah mengalami kelangkaan oksigen yang juga menjadi persoalan di tengah melonjaknya kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir.

Akibat dari kelangkaan oksigen tersebut, sejumlah rumah sakit juga mengaku mengalami kekurangan oksigen.

Salah satunya adalah RS Sardjito Yogyakarta yang sampai mengirimkan surat kepada Kementerian Kesehatan untuk menambah pasokan oksigen demi keselamatan pasien.

Sementara itu, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) menyebutkan bahwa setidaknya ada lima provinsi yang mengalami kondisi kelangkaan oksigen medis di antaranya Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Banten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com