Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Banyak yang Jadi Korban, Tidak Percaya Covid-19 karena Teori Konspirasi

Kompas.com - 25/06/2021, 12:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap Pengurus Besar Mathla’ul Anwar yang baru dapat menyumbangkan terobosan terkait teknologi informasi di tengah pandemi Covid-19.

Selain memberikan manfaat, kata Ma'ruf, kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak negatif, seperti munculnya informasi bohong (hoaks), penipuan, fitnah, provokasi hingga konten yang berisi ajaran sesat dan ekstrem.

"Akibatnya kita menyaksikan banyak kalangan yang menjadi korban seperti ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap pandemi Covid-19 karena terpengaruh provokasi teori konspirasi," kata Ma'ruf, dalam acara pelantikan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar dan Muslimat Mathla’ul Anwar Masa Khidmat 2021-2026, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Tenaga Ahli Kemenkominfo: Sulit Sekali untuk Mencegah Penyebaran Hoaks

Ma'ruf mengatakan, disrupsi yang ditimbulkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berbasis digital merupakan salah satu tantangan yang perlu mendapat perhatian serius.

Sebab disrupsi tersebut telah mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dalam cara berkomunikasi, bertransaksi, bahkan dalam cara berdakwah.

"Jangkauan dari perubahan akibat kemajuan teknologi ini mampu menembus batas geografis, sosial, ekonomi, serta tidak terkendala perbedaan zona waktu. Semuanya dapat diakses secara real time," kata dia.

Ma'ruf pun berharap Mathla'ul Anwar dapat berperan dalam mencegah masyarakat terbawa arus negatif kemajuan teknologi informasi tersebut.

Ia meyakini, potensi yang dimiliki organisasi Islam yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial itu mampu berkontribusi lebih besar dalam pembangunan bangsa.

Apalagi, kata dia, salah satu dari sembilan prinsip organisasi Mathla’ul Anwar adalah sebagai mitra pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berintegritas serta memperkuat tali persaudaraan dalam keberagaman.

Baca juga: Menkominfo: Hingga 30 April, Ada 1.556 Hoaks Terkait Covid-19 dan 177 soal Vaksin


Sebelumnya, Tenaga Ahli Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Donny Budi Utoyo mengakui sulitnya mencegah penyebaran hoaks.

Menurut Donny, selama masa pandemi Covid-19 ini banyak kabar bohong yang menyebar di masyarakat.

"Sulit sekali untuk mencegah agar hoaks tidak menyebar cepat. Kecenderungan kita semua adalah memilih jawaban yang sederhana walaupun salah, daripada benar tetapi kompleks," ujar Donny, Jumat (28/5/2021).

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, infodemik sangat cepat menyebar di media digital, media sosial.

Hingga 30 April 2021, Kemenkominfo telah mencatat 1.556 hoaks terkait Covid-19 serta 177 hoaks terkait vaksin Covid-19.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com