Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Varian Virus Corona Apa Pun Dapat Dicegah dengan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 23/06/2021, 10:27 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan, penularan varian virus corona apa pun dapat dicegah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Virusnya, strain apa pun, mencegahnya satu, kita taat protokol kesehatan, tetap pakai masker, cuci tangan, jaga jarak," kata Budi, dalam sesi wawancara secara virtual dengan Kompas, Selasa (22/6/2021).

"Eggak ada yang berubah. Misalnya, enggak boleh makan bareng, karena cara penularannya tetap sama," tutur dia.

Baca juga: Menkes: Kenaikan Pasien Covid-19 di RS Sudah Lebih dari 100 Persen

Budi mengatakan, virus corona varian Delta bahkan lebih cepat menular sehingga menjadi tantangan dalam mempercepat pemeriksaan Covid-19 dan pelacakan kontak erat (tracing).

"Strateginya sama, cuma karena dia (varian Corona) menular lebih cepat, itu kalau kita dulu dites nunggu PCR dua hari, ini mungkin agak susah nih, jadi itu sebabnya kita sekarang pakai antigen, begitu positif angkut dulu aja," ujarnya.

Budi menambahkan, penggunaan tes antigen bertujuan untuk mengetahui indikasi awal seseorang terpapar Covid-19. Dengan begitu, tindakan isolasi dapat segera dilakukan.

Menurut Budi, hasil positif Covid-19 dari pemeriksaan antigen hampir sama dengan PCR.

"Kalau dia positif swab antigen itu 100 persen hampir sama dengan PCR, yang positif ini kita kurung dulu, jadi itu, untuk yang di sisi hulu, sebenarnya enggak ada strategi yang berubah, cuma kita harus melakukannya lebih cepat," pungkasnya.

Baca juga: Menkes: Mulai Juli, Vaksinasi Covid-19 untuk Usia 18 Tahun ke Atas Diperbanyak


Adapun virus corona varian Delta (B.1.617) telah terdeteksi di Indonesia. Sebelumnya, pada 18 Juni 2021 varian Delta terdeteksi di enam provinsi.

Kini, jumlahnya meningkat. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi, menyebutkan varian Delta telah terdeteksi di 9 provinsi.

"Di Banten, DKI, Gorontalo, Jateng, Jatim, Jabar, Kaltim, Kalteng, dan Sumsel," kata Nadia, Selasa (22/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com