Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Mega-Prabowo Dinilai Sinyal Kuat Koalisi PDI-P Gerindra di 2024

Kompas.com - 20/06/2021, 12:45 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belakangan sering menunjukkan kebersamaannya di depan publik.

"Kemesraan" keduanya ditunjukkan saat peresmian patung Bung Karno di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) 6 Juni 2021 lalu. Kala itu Prabowo tampak di belakang Mega yang berpidato mewakili keluarga Soekarno.

Dalam kesempatan itu, Mega bahkan mengucapkan terima kasih dan menyebut Prabowo sebagai sahabatnya.

Prabowo juga menghadiri pengukuhan gelar Profesor Kehormatan dan Guru Besar tidak tetap Universitas Pertahanan (Unhan) RI untuk Mega yang berlangung 11 Juni 2021.

Baca juga: Demokrat: Indonesia Bukan Hanya Jokowi dan Prabowo Semata

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai kemesraan keduanya menunjukkan sinyal politik bahwa koalisi PDI-P dan Gerindra mutlak akan terjadi untuk menghadapi kontestasi pemilu 2024.

“Jelas dan memang akan terjadi, serta cukup nyata bahwa 2024 koalisi PDI-P dan Gerindra tidak bisa dihindari,” terang Adi dihubungi Kompas.com, Minggu (20/6/2021).

“Karena kalau melihat hubungan kedua tokoh itu putus nyambung begitu. Kebetulan saat ini sedang lagi nyambung, orang melihatnya sebagai simbolisasi satu kemesraan, kecocokan suasana batin mereka siap duet di 2024 nanti,” sambung dia.

Adi mengatakan sikap Prabowo saat ini juga menunjukkan bahwa Gerindra siap menjadi koalisi dan terus mendukung segala kebijakan pemerintah.

“Sejak Gerindra dan Prabowo masuk koalisi semua kebijakan politik (pemerintah) total didukung Gerindra. Sekali bergabung, sekali loyal akan maksimal militansi yang diberikan oleh Gerindra,” papar dia.

Suasana ini, lanjut Adi, juga akan memberikan banyak masukan untuk PDI-P guna menentukan kebijakan siapa kader yang akan dimajukan dalam kontestasi Pilres 2024.

Adi menjelaskan ada dua skenario yang bisa menjadi pilihan PDI-P, pertama, jika Prabowo maju sebagai calon presiden (capres) maka Puan Maharani akan ditempatkan sebagai calon wakil presiden (cawapres).

“Kalau skenarionya berakhir manis, dan Prabowo maju lagi, ia tidak mungkin diajukan sebagai Cawapres. Maka yang terjadi bisa saja Prabowo capres, dan Puan cawapres,” ucapnya.

Skenario kedua, menurut pandangan Adi, jika Prabowo tidak maju mencalonkan diri, maka koalisi PDI-P dan Gerindra bisa memilih Ganjar Pranowo sebagai capres, dan Sandiaga Uno sebagai cawapres.

Baca juga: Jokowi-Prabowo 2024, Cebong-Kampret Bergabung Lawan Kotak Kosong...

“Kalau tidak terjadi duet Prabowo-Puan, ada skenario lain, siapa tahu Ganjar-Sandiaga Uno bakal dahsyat itu,” ungkap Adi.

Tapi Adi juga menyebutkan bahwa ada satu dilema yang akan dihadapi PDI-P jika memilih skenario kedua. Dilema itu terkait dengan posisi Puan Maharani.

“Tapi apakah mungkin Puan Maharani rela tidak maju dalam pilpres 2024, mengingat tahun itu merupakan tahun keemasan bagi karier puan, kalau 2029 nanti sudah muncul figure baru lagi. Ini juga menjadi pertaruhan politik trah Soekarno, yang rerpesentasinya ada di Puan Maharani untuk mengambil momentum 2024 atau tidak,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com