Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Mengapa Relawan Jokowi Diperebutkan?

Kompas.com - 16/06/2021, 10:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tahu relawan Jokowi, termasuk Seknas Jokowi ini seksi, seksi, pasti akan ditarik-tarik ke sana kemari oleh para calon yang ingin maju pada pemilihan presiden 2024. Akan menjadi rebutan banyak pihak untuk didekati. Kenapa begitu, karena para relawan ini telah terbukti bisa mengantarkan mengantarkan saya menjadi presiden republik Indonesia 2 periode.”

Kalimat ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan pada acara Rapat Pimpinan Nasional Relawan Seknas Jokowi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga meminta agar para relawannya bersabar, tidak buru-buru mengambil keputusan ke mana dukungan akan diberikan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Jokowi sengaja menyampaikan hal itu karena banyak relawannya yang meminta arahan dari dia terkait arah dukungan para relawan di Pilpres 2024.

Pasalnya, meski Pilpres 2024 masih beberapa tahun lagi, sejumlah kelompok relawan pendukung Jokowi sudah dilobi sana sini guna mendukung salah satu tokoh yang digadang-gadang akan berlaga dalam hajatan lima tahunan ini.

Masih seksi

Tak ada yang memungkiri. Para relawan Jokowi ini memang menarik hati bagi siapapun yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2024.

Pasalnya, para relawan ini terbukti mampu mengantarkan Jokowi memenangkan Pilpres dan menjadi orang nomor satu di negeri ini selama dua kali.

Para relawan ini bahkan dianggap sebagai salah satu faktor penentu kemenangan Jokowi, khususnya pada Pilpres 2014.

Para relawan, khususnya relawan pendukung Jokowi ini dianggap seksi, baik bagi partai politik maupun para kandidat yang bakal maju berebut kursi RI satu.

Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi misalnya. Salah satu kelompok relawan pendukung Jokowi ini mengaku sudah didekati sejumlah politisi yang berniat maju pada Pilpres 2024.

Kuat dugaan, tak hanya Seknas Jokowi yang didekati dan dilobi. Hal yang sama juga dialami sejumlah organ atau komunitas relawan pendukung Jokowi yang lain. Jokowi memiliki banyak kelompok relawan yang menjadi pendukung setia baik saat Pilpres 2014 maupun Pilpres 2019.

Relevan dan menentukan

Meski bukan hal baru, kiprah para relawan ini mulai menjadi perhatian saat Pilpres 2014. Para pendukung Jokowi berinisiatif membentuk kelompok atau organisasi yang secara terbuka mendukung Jokowi maju dalam Pilpres 2014.

Hal ini dilakukan karena PDI Perjuangan, partai tempat dimana Jokowi bernaung, tak kunjung mengambil keputusan untuk mengusung Jokowi sebagai capres.

Organisasi dan kelompok yang berasal dari beragam kalangan ini bahu membahu mengkampanyekan Jokowi sekaligus menekan PDIP agar mengusung mantan Wali Kota Solo tersebut menjadi capres.

Usaha tersebut membuahkan hasil. PDIP secara resmi akhirnya mengusung Jokowi menjadi capres.

Meski demikian para relawan ini tak lepas tangan. Mereka terus bekerja dengan beragam cara guna memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014. Dan usaha mereka tak sia-sia.

Lalu, apakah pada Pilpres 2024 peran relawan ini masih relevan? Seperti Pilpres 2019, peran relawan ini masih dianggap relevan.

Pertama, melihat konstelasi politik hari ini ada potensi munculnya kandidat "ronin" alias tak didukung partai politik.

Kedua, pada 2024 Pemilu akan digelar secara serentak, baik Pilpres, Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Sesuai undang-undang, tiga agenda besar ini akan digelar di tahun yang sama. Hal ini tentu akan menguras waktu dan energi partai politik.

Mesin partai akan bekerja ekstra keras menghadapi tiga agenda besar yang digelar secara bersamaan ini.

Hal ini tentu akan mengurangi performa kerja mesin politik. Apalagi, ini baru pertama kali dilakukan. Di titik inilah peran para relawan dibutuhkan.

Dalam Pemilu Serentak, perhatian partai juga akan terpecah antara berusaha meraih suara terbanyak untuk caleg-calegnya, memenangkan calon kepala daerah dan pasangan capres-cawapres yang diusung. Sehingga partai akan lebih banyak mengandalkan kerja-kerja relawan untuk memenangkan capres-cawapres yang akan bertarung.

Mengapa relawan diperebutkan? Apakah peran relawan ini masih relevan di Pilpres 2024? Lalu akan kemana para relawan Jokowi ini berlabuh?

Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (16/6/2021), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com