Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalnya Luhut, Tahu Impor Alat Kesehatan Masih Tinggi

Kompas.com - 15/06/2021, 13:19 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kesal dengan tingginya angka impor alat kesehatan di Indonesia.

Padahal, pabrik-pabrik alat kesehatan dapat dibangun di Tanah Air, alih-alih impor.

"Orang-orang yang masih ingin impor-impor, importir-importir, Anda kan bisa bikin pabriknya di dalam, kan bisa investasi. Masa mau makan hanya importir-importir terus. Sampai kapan kita mau begini," kata Luhut dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Selasa (15/6/2021).

Luhut mengungkapkan, untuk tahun anggaran 2021, alat kesehatan yang diimpor melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) 5 kali lebih besar dibandingkan produk dalam negeri. Angka tersebut mencapai Rp 12,5 triliun.

Oleh karenanya, belanja alat kesehatan dalam negeri perlu ditingkatkan minimal Rp 6,5 triliun. Selain itu, produksi alat kesehatan dalam negeri juga harus terus didorong.

Baca juga: Covid-19 Melonjak Usai Lebaran, Luhut: Ini Kesalahan Kita Ramai-ramai

Luhut ingin agar slogan "bangga buatan Indonesia" tidak sekadar menjadi jargon.

"Ini saya titip saya ngomong agak keras, karena menurut hemat saya, kita ini banyak omong saja tapi kita tidak melakukan, tidak memberikan contoh teladan untuk membuat Indonesia lebih bagus lagi ke depan," ujarnya.

Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan peningkatan penggunaan alat-alat kesehatan buatan dalam negeri dengan cara memperbanyak produsennya.

Untuk itu, presiden ingin lebih banyak lagi investor yang masuk ke Indonesia.

Dengan menekan angka impor, kata Luhur, negara bisa menghemat anggaran hingga Rp 200-300 triliun dalam satu tahun.

"Jadi Anda bisa bayangkan betapa pemborosan kita selama ini yang begitu tinggi," ujarnya.

Luhut pun berjanji akan terus mendorong investasi terkait hal ini. Pemerintah juga akan memperketat pemantauan belanja rumah sakit.

Termasuk, mewajibkan penggunaan produk dalam negeri terkait alat kesehatan.

"Ayo kita semua kompak dalam keadaan emergency sekarang, supaya produk-produk kesehatan kita, alat-alat kesehatan kita, obat-obat untuk kesehatan kita semua bisa kita lakukan dalam negeri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com