JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Faisol Riza mengatakan, PKB mendorong Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk berpasangan pada Pilpres 2024.
"Puan-Gus Ami (Muhaimin Iskandar, yang diusulkan PKB jadi pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024)," ujar Faisol kepada Kompas.com, Selasa (1/6/2021).
Baca juga: Wacana Puan-Anies untuk Pilpres 2024, PPP: Bentuk Test the Water
Menurut dia, Puan dan Gus Ami memiliki kesamaan pandangan dalam kebangsaan.
Selain itu, PDI-P juga merupakan partai pemenangan pemilihan umum (Pemilu) 2019 sehingga dinilainya bisa membuat koalisi pemerintahan yang kuat dan efektif.
"Dan terbukti kerja sama koalisi selama dua masa pemerintahan ini berhasil," kata dia.
Usulan tersebut sekaligus menolak wacana pasangan Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 yang disampaikan politisi PDI-P Effendi Simbolon.
Menurut Faisol, pasangan Puan-Anies, tidak akan pernah terealisasi karena keduanya memiliki DNA politik yang berbeda.
"Enggak akan kejadian. Beda DNA," tegas Faisol.
Adapun PKB telah berkoalisi dengan PDI-P sejak Pilpres 2014 dan 2019 yang saat itu mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden.
Sementara itu, sebelumnya diberitakan, Effendi Simbolon mengusulkan wacana pencapresan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut Effendi, Puan cocok sebagai calon presiden 2024 dan Anies sebagai wakil presiden 2024.
Baca juga: Muhaimin Iskandar: Jangan Sampai Perusahaan Pura-pura Tak Mampu Bayar THR
Usulan itu terungkap di tengah merebaknya isu bahwa Puan akan diduetkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya punya usul, saya bilang, Mbak Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres," kata Effendi dalam diskusi virtual medcom.id bertajuk "Puan Iri Hati atau Ganjar Tak Tahu Diri?" Minggu (30/5/2021).
Effendi menilai, usulan tersebut merupakan rekonsiliasi nasionalis dan religius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.