Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Jejak Wiji Thukul, Fajar Merah: Kami Mendambakan Perubahan

Kompas.com - 21/05/2021, 06:00 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pepatah mengatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Melalui musik, Fajar Merah melanjutkan perjuangan sang ayah, Wiji Thukul, dalam membuat perubahan di masyarakat.

Meskipun Fajar memiliki cara berbeda dengan sang ayah, namun keduanya menggunakan seni dalam mewujudkan cita-cita perubahan.

“Kalau konteksnya Bapak lebih ke sosial sistem yang besar, lingkaran yang besar. Aku lebih ke sesuatu yang personal, lingkaran kecil dan kami sama-sama mendambakan perubahan,” ungkap Fajar dalam video wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho yang diunggah Senin (17/5/2021).

Baca juga: Musikalisasi Puisi Wiji Thukul dan Interpretasi Fajar Merah

Fajar mengaku memiliki sifat yang sangat berbeda dengan ayahnya dalam hal aktivisme.

Sejak 1990-an, Thukul dikenal sebagai seniman yang kerap menyuarakan kritik sosial dan melawan penindasan pada masa Orde Baru melalui puisi.

Sementara, sifat Fajar berkebalikan dengan sang ayah. Ia mengistilahkannya, bergerak dalam diam.

"Aku itu manusia yang sangat-sangat pasif, aku bergerak dalam diam, pacifist lebih tepatnya,” ucap Fajar.

Baca juga: Retrospeksi Tragedi Mei 1998: Kekerasan terhadap Perempuan yang Kerap Dilupakan

Melalui seni, Fajar dan Thukul melakukan perubahan dalam kehidupan sehari-hari dengan caranya masing-masing.

Fajar berpandangan, sebuah perubahan tidak akan terjadi apabila seseorang tidak mau mengubah dirinya sendiri.

“Kita sama-sama melakukan perubahan. Tapi mana mungkin perubahan itu bisa terjadi tanpa kita mengubah diri kita sendiri,” ucapnya.

Baca juga: Musik Fajar Merah, Makna Kehidupan dan Penghargaan untuk Wiji Thukul

Fajar ingin menjadi aktivis yang dapat membawa pengaruh bagi orang banyak. Kelak, pandai membawa isu besar dalam perbincangan ringan dan dinikmati masyarakat.

“Mencita-citakan untuk menjadi seorang aktivis yang sangat berpengaruh, dan aku mampu menguasai bagaimana cara berinteraksi dengan orang-orang yang, tidak harus kita ngomong panjang lebar soal hal besar itu,” kata dia.

“Untuk menyederhanakan sebuah kasus yang besar menjadi obrolan yang ringan itu, Itu adalah sebuah cita-cita, masih sebuah cita-cita di situ karena belum bisa sampai di situ,” lanjutnya.

Rangkaian peristiwa Reformasi 1998 tak bisa dilepaskan dari kasus penculikan terhadap para aktivis.

Baca juga: Tragedi Kerusuhan Mei 1998, Kisah Pilu Maria Sanu...

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat ada 13 aktivis yang dihilangkan pada periode 1997-1998, salah satunya Wiji Thukul.

Thukul merupakan seniman dan aktivis yang tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik (PRD). Ia aktif menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Soeharto lewat puisi.

Thukul mengungkapkan berbagai ketidakadilan dan pengingkaran atas harkat serta martabat manusia.

Puisinya menginspirasi masyarakat yang dimarjinalkan untuk bergerak dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com