Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Carter Ditiadakan Selama 6-17 Mei, Pekerja Migran Diminta Tak Mudik

Kompas.com - 11/05/2021, 15:52 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, penerbangan carter ditiadakan selama masa larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021.

Kebijakan ini diambil untuk mencegah masuknya mutasi virus corona dari luar negeri ke Indonesia.

"Terkait pengendalian mobilitas dari luar negeri, berdasarkan hasil rapat terbatas presiden, ditetapkan penerbangan carter akan berhenti beroperasi sementara selama masa peniadaan mudik," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (11/5/2021).

Baca juga: Jelang Lebaran, Satgas Covid-19 Minta Pemda Perbaiki Sistem Pengawasan

Guna mengantisipasi importasi virus, Wiku juga mengimbau para pekerja migran menunda kepulangan mereka ke Tanah Air.

"Demi mencegah importasi kasus pun para pekerja migran Indonesia diimbau untuk menunda kepulangannya," ujarnya

Bersamaan dengan itu, petugas di lapangan diingatkan untuk memperketat penjagaan di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia.

Jika ada WNI atau WNA yang tiba ke Tanah Air, petugas wajib melakukan prosedur penapisan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021.

"Petugas di lapangan wajib menegakkan screening dan karantina. Sebab, salah satu kunci keamanan kita selama masa pandemi ini adalah tidak masuknya kasus importasi dari luar negeri," kata Wiku.

Baca juga: Menhub Tiadakan Sementara Penerbangan Pesawat Carter Luar Negeri di Soekarno-Hatta

Wiku menyebutkan, saat ini terdapat 3.228 pekerja migran yang tengah melakukan karantina sebagai bagian dari rangkaian pencegahan virus corona.

Proses karantina dilakukan di berbagai wilayah, meliputi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara.

Wiku mengingatkan bahwa saat ini mutasi virus corona yang berasal dari sejumlah negara telah masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, upaya pencegahan penyebaran virus harus terus dilakukan, termasuk potensi mutasi virus yang berasal dari luar negeri

"Harap petugas mengerti bahwa sudah ada kasus mutasi yang ditemui beberapa waktu belakangan dan hal ini harus kita hentikan," katanya.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Satgas: Pelajaran Berharga untuk Antisipasi Imported Case

Untuk diketahui, pada awal Mei 2021, pemerintah mengumumkan masuknya tiga varian baru virus corona dari luar negeri.

Ketiga varian baru itu yakni B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Pada Senin (3/5/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, terdapat 16 kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan penularan mutasi baru virus corona dari ketiga negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com