JAKARTA, KOMPAS.com - Pada akhir April lalu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, data kasus Covid-19 menunjukkan tren kenaikan.
Sambil menjelaskan kenaikan kasus, Nadia bilang data itu jadi alarm tanda waspada.
Alarm kian kencang karena mobilitas warga menjelang Hari Raya Idul Fitri meningkat. Mudik dan berbelanja kebutuhan Lebaran ke pusat perbelanjaan adalah salah satu faktornya.
Baca juga: Kemenkes: Ada Tren Kenaikan Kasus Covid-19 pada April 2021, Ini Alarm untuk Kita
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto, pada Senin (10/5/2021) menyebut, sejumlah provinsi mengalami peningkatan mobilitas penduduk dalam tujuh hari terakhir.
Umumnya, mobilitas meningkat di sektor ritel dan pusat perbelanjaan.
Baca juga: Jelang Lebaran, Mobilitas Penduduk di 3 Provinsi Ini Disebut Alami Kenaikan
Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara adalah yang paling tinggi kenaikannya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyebutkan bahwa kasus Covid-19 naik di 11 provinsi.
Dari angka tersebut, 5 provinsi di antaranya mengalami peningkatan yang cukup tajam.
"Dari 30 provinsi yang melaksanakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro, 11 provinsi mengalami tambahan konfirmasi harian dengan 5 provinsi yang meningkat cukup tajam," kata Airlangga.
Lima provinsi yang dimaksud Airlangga yakni Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Aceh dan Kalimantan Barat.
Baca juga: Covid-19 di 5 Provinsi Meningkat Cukup Tajam, Sebagian karena Datangnya Pekerja Migran
Ia menyebut, kenaikan ini terjadi karena masuknya pekerja migran ke Tanah Air.
Menurut Airlangga, kenaikan kasus Covid-19 menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) di rumah sakit rujukan virus corona pada tujuh provinsi meningkat menjadi lebih dari 50 persen.
Rinciannya yaitu Sumatera Utara 63,4 persen, Riau 59,1 persen, Kepulauan Riau 59,9 persen, Sumatera Selatan 56,6 persen, Jambi 56,2 persen, Lampung 50,8 persen, dan Kalimantan Barat 50,6 persen.
Sementara, lanjut Airlangga, bed occupancy rate di rumah sakit rujukan Covid-19 di Pulau Jawa rata-rata berada di bawah 40 persen. Angka ini disebut yang terendah sepanjang periode PPKM mikro.
"Kalau kita lihat di Wisma Atlet relatif rendah 21,47 persen, terisi 1.287 tempat tidur dari kapasitas 5994 tempat tidur," terangnya.
Untuk menekan angka peningkatan kasus Covid-19, pemerintah berencana kembali memperpanjang masa berlaku PPKM mikro.
"PPKM mikro tahap ke-8 yaitu 18-31 Mei akan diperpanjang dengan cakupan tetap di 30 provinsi," kata Airlangga.
Airlangga juga mengungkapkan, lebih dari 4.000 orang pemudik dinyatakan positif Covid-19 lewat tes secara acak selama larangan mudik.
"Secara umum, pengetatan yang dilakukan oleh Polri itu di 381 lokasi. Dan Operasi Ketupat, kemarin jumlah pemudik yang di-random testing dari 6.742 (orang), konfirmasi positifnya 4.123 orang," kata Airlangga.
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah telah mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi tersebut.
Salah satunya yakni kesiapan rumah sakit yang disebutnya cukup untuk mengatasi lonjakan kasus.
Budi berharap tak ada lonjakan kasus Covid-19 baik menjelang maupun seusai Lebaran nanti.
Baca juga: Menkes Pastikan Fasilitas RS di Indonesia Siap Hadapi Kemungkinan Lonjakan Covid-19
"Tapi toh kalau pun terjadi peningkatan penularan, kita ingin melakukan antisipasi agar kita tidak kaget dan cukup fasilitasnya," ujar Budi.
Budi menyebutkan, total ada 390.000 tempat tidur yang ada di RS seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, yang dapat dipakai pasien Covid-19 adakah 70.000 tempat tidur.
Kemudian kapasitas ICU secara nasional tercatat sebesar 22.000 tempat tidur. Dari jumlah itu, saat ini sebanyak 7.500 tempat tidur di ICU diperuntukkan bagi pasien Covid-19.
Sementara itu untuk ICU, dari 7.500-an tempat tidur yang telah terisi sebanyak 2.500 tempat tidur.
Dalam kesempatan yang sama, Budi mengungkapkan keterisian tempat tidur di rumah sakit mengalami peningkatan di delapan provinsi.
Baca juga: Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Tinggi akibat Covid-19, Menkes Ingatkan 8 Daerah ini
"Jadi beberapa daerah, beberapa ya, gubernur, wali kota, bupati tolong dijaga ya yang sudah cukup tinggi adalah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi Kalimantan Barat, Lampung dan NTT," ujar Budi.
"Ini adalah 8 provinsi dengan tingkat keterisian tertinggi tempat tidur isolasinya maupun tempat tidur ICU," tutur dia.
Selain itu, Budi juga mengingatkan sejumlah provinsi di Pulau Jawa karena tingkat keterisian RS berpeluang meningkat.
Secara berturut-turut, Budi menyebut Yogkarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur.
"Saya menghitungnya ini bed occupancy rate (BOR) terhadap Covid-19, bukan BOR terhadap RS keseluruhan. Melainkan BOR terhadap khusus tempat tidur Covid-19 dan BOR terhadap khusus ICU Covid-19 sehingga kita bisa lebih realistis melihat angkanya," kata Budi.
Selain kesiapan RS, Budi menuturkan, sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan saat ini belum memiliki stok obat terkait Covid-19 yang cukup.
"Jadi beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan memang kita amati stok obatnya masih belum cukup. Nah kita masih punya waktu sebelum Lebaran kita akan isi dengan ketersediaan obat," jelasnya.
"Pesannya di sini adalah tolong bantu teman-teman dari pemda agar bisa memonitor dan mempersiapkan RS, alat kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan yang di sana," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.