JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat tidak hanya bergantung kepada teknologi saat mengalami kejadian bencana alam.
Dwikorita pun menekankan pentingnya kearifan lokal saat terjadinya bencana tsunami. Sebab datangnya bencana tsunami dapat berlangsung sangat cepat.
"Kami terus menggencarkan kearifan lokal, kearifan lokal jangan menunggu sirine tsunami,” ucap Dwikorita dalam acara "Focus Group Discussion Peningkatan Kesiapsiagaan Mneghadapi Bencana" pada Jumat (23/4/2021).
Baca juga: BMKG: Tren Gempa Bumi di Indonesia Meningkat pada Tahun 2021
Dwikorita mengimbau setiap masyarakat yang berada di dekat pantai kemudian merasakan getaran akibat gempa bumi untuk segera berlari menuju ke tempat tinggi.
Ia mendorong masyarakat untuk tidak menunggu alarm peringatan dini bencana alam.
Sebab, menurut dia, peringatan dini biasanya akan muncul tiga hingga empat menit setelah gempa.
"Pokoknya kalau kita merasakan goyangan gempa dan kita berada di pantai atau pesisir atau dekat sungai. Nggak usah mikir peringatan dini, segera saja lari mencari tempat yang lebih tinggi," tuturnya.
Baca juga: BMKG Dorong Pemda Tingkatkan Mitigasi dan Kewaspadaan Warga Terhadap Bencana
Dalam kesempatan yang sama, Dwikorita menyebutkan, saat ini negara Jepang yang memiliki sistem peringatan dini tsunami paling cepat di dunia, yakni dalam waktu 3 menit.
BMKG pun menyampaikan bahwa Indonesia telah memperbaiki sistem peringatan dini tsunami yang ada.
Menurut dia, sistem peringatan dini tsunami di Indonesia sudah hampir mendekati negara Jepang, yakni dalam waktu 3 hingga 4 menit.
"Nah Indoensia sejak kejadian tsunami Palu. Kami memperbaiki sistem dan teknologi saat ini Indonesia sudah mampu 3 sampai 4 menit," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.