Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Klaim Neraca Dagang Alami Suplus, Sinyal Pemulihan Ekonomi Mulai Menguat

Kompas.com - 17/04/2021, 07:07 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi Indonesia terus menguat di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu tolok ukurnya yakni neraca perdagangan kembali surplus dengan nilai 1,57 miliar dollar AS.

"Ekspor non migas menjadi komponen utama pertumbuhan surplus neraca perdagangan. Ini merupakan hal yang menggembirakan," ujar Edy dalam siaran pers kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).

"Momentum ini perlu terus dijaga, agar kita bukan hanya mampu keluar dari krisis, tetapi juga tumbuh secara lebih baik nanti setelah pandemi usai," ucapnya.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Alasan Pemerintah Larang Mudik Lebaran 2021

Edy menjelaskan, surplus neraca dagang tersebut tidak lepas dari transaksi perdagangan luar negeri (ekspor/impor), khususnya sektor industri.

Hal ini terlihat dari peningkatan yang terjadi pada impor barang modal dan bahan baku/penolong yang meningkat hingga 33,7 persen secara year on year (yoy).

Hal yang sama terjadi untuk impor bahan baku, mengalami peningkatan secara year on year sebesar 25,82 persen.

Secara implisit, hal itu menunjukkan bahwa sektor industri sebagai pemakai barang modal dan bahan baku terus menggeliat dan bangkit di masa pandemi.

Baca juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2021 Harus di Atas 7 Persen

Edy menyebut, catatan ini patut disyukuri di tengah kesulitan ekonomi pada masa pandemi.

"Apalagi pada April 2020 lalu, neraca perdagangan kita sempat defisit," ucapnya.

Kemudian, indikator kinerja industri (Prompt Manufacturing Index) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia juga menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PMI Indonesia berada pada level 50,01 naik dari 47,29 pada kuartal IV-2020.

Dari sini, Edy melihat, sektor industri sudah mulai memasuki zona ekspansi (PMI lebih dari 50).

Baca juga: Jokowi Ingin Pemulihan Ekonomi Perhatikan Penyebaran Covid-19

PMI pun diperkirakan terus membaik dan menjadi 55,25 pada kuartal II-2021.

Meskipun demikian, Edy melihat masih ada catatan yang membuat semua pihak mesti bekerja keras.

"Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk pertambangan dan produk olahan kelapa sawit," ucapnya.

Hal itu menunjukkan bahwa diversifikasi ekspor masih menjadi tantangan yang mesti dijawab.

Selain itu, negara tujuan ekspor juga masih didominasi oleh negara-negara yang selama ini memang menjadi mitra utama, seperti China, Amerika Serikat dan Jepang.

"Pengembangan pasar non-tradisional masih menjadi tantangan dan memerlukan kerja keras untuk mewujudkannya," kata Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com