Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Kerahkan KRI Ahmad Yani 351 untuk Kirim Bantuan ke NTT

Kompas.com - 12/04/2021, 08:45 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Ahmad Yani-351 untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana  di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (11/4/2021).

Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Komandan Lantamal) VII/Kupang Laksma Kompiang Aribawa mengatakan, KRI Ahmad Yani-351 sendiri membawa bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi NTT untuk warga Sabu Raijua.

"Saat ini KRI Ahmad Yani 351 yang berada di Kupang sudah selesai melaksanakan embarkasi bahan-bahan pokok yang sangat dibutuhkan oleh korban bencana yang akan dikirimkan ke daerah Sabu Raijua, NTT," ujar Aribawa, dalam keterangan tertulis Puspen Mabes TNI, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: UPDATE: 177 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang NTT, 45 Masih Hilang

KRI Ahmad Yani-351 membawa bantuan seberat 12 ton.

Bantuan itu berupa obat-obatan, sembako, pakaian dewasa dan anak-anak serta bayi, keperluan wanita, susu, masker, serta bantuan lainnya yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat di wilayah yang terdampak bencana.

KRI Ahmad Yani-351 juga membawa sejumlah dokter, tenaga medis dan sukarelawan untuk membantu masyarakat di Sabu Raijua.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga telah mengirimkan 12,4 ton bantuan logistik untuk korban bencana alam di Maumere, NTT.

Bantuan berupa sembako, pakaian, selimut, biskuit, mie instant, sarung, susu bayi, masker, handuk dan genset diterbangkan dengan menggunakan pesawat angkut TNI AU C-130 Hercules A-1316 dari Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma Jakarta, pada Kamis (8/11/2021)

Baca juga: Kepala BNPB Minta Tempat Relokasi Korban Bencana NTT Segera Disiapkan

Selain itu, TNI juga telah mengirimkan bantuan personel dan alutsista TNI untuk membantu evakuasi korban bencana dan melakukan rehabilitasi serta rekonstrusksi.

Antara lain KRI Oswald Siahaan-354 dan pesawat Hercules C-130 dalam rangka mengangkut bantuan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial RI menuju lokasi bencana di NTT dan NTB.

Pengerahan KRI dan pesawat angkut berat, serta prajurit TNI ke wilayah bencana alam di NTT dan NTB, merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang memang menjadi salah satu tugas pokok TNI.

Selain itu, TNI juga memberangkatkan Batalyon Zeni dari Kodam IX/Udayana Bali dan Kodam XIV/Hasanuddin Makassar untuk membantu membersihkan lokasi banjir bandang sekaligus melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Baca juga: 45 Orang Hilang akibat Bencana di NTT, Jokowi: Saya Perintahkan Cari dan Temukan

Hingga Minggu (11/4/2021) malam, terdapat 177 korban jiwa akibat bencana dan 45 orang dalam pencarian.

Adapun, 177 korban meninggal dunia tersebar di Kota Kupang 6 orang, Kabupaten Flores Timur 72 orang, Kabupaten Malaka 7 orang, Kabupaten Lembata 47 orang, dan Kabupaten Ende 1 orang.

Kemudian, di Kabupaten Sabu Raijua 3 orang, Kabupaten Alor 28 orang, Kabupaten Kupang 12 orang, dan Kabupaten Sikka 1 orang.

Sementara, dua orang hilang di Kabupaten Flores Timur, 22 orang hilang di Kabupaten Lembata, lima orang hilang di Kabupaten Sabu Raijua, 13 orang hilang di Kabupaten Alor dan tiga orang hilang di Kabupaten Kupang,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com