Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya: Seolah ke Mana-mana di Dahi Saya Dicap Wali Kota Intoleran

Kompas.com - 08/04/2021, 15:45 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, salah satu mimpi besarnya ketika dilantik sebagai Wali Kota Bogor pada 2014 adalah mengembalikan Bogor sesuai sejarahnya, yakni Kota Toleran.

Tradisi keberagaman di Bogor, kata dia, sudah ada sejak kota tersebut didirikan.

Bahkan, bukti sejarahnya pun sangat nyata yakni, ada rumah ibadah di pusat kota yang dibangun berdampingan.

"Jadi secara kultural, historis, postur Kota Bogor adalah kota yang sarat tradisi bersama dalam keragaman. Namun diakui karena ada beberapa kasus dan cerita yang belum selesai, image-nya tercoreng," kata Bima dalam webinar bertajuk "Promosi Toleransi dan Penghormatan terhadap Keberagaman di Tingkat Kota" yang digelar SETARA Institute, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Kepala BNPT: Ajaran Radikalisme Intoleran Masif Disebarkan Lewat Medsos

"Laporan SETARA Institute membuat saya galau dan gundah gulana, seolah kalau ke mana-mana di dahi saya dicap intoleran. Ke mana-mana wali kota intoleran," lanjut Bima.

Dengan adanya laporan yang menilai bahwa toleransi di Kota Bogor kurang, Bima Arya mengaku sejak dilantik sebagai Wali Kota, ia berupaya menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa pihaknya ingin mengangkat kembali semangat kebersamaan dalam keberagaman di Bogor.

Beberapa cara pun dipilih untuk menggelorakan semangat kebersamaan dalam keberagaman tersebut.

Antara lain mengangkat ikon simbol keberpihakan dengan mendorong berbagai event yang menyimbolkan keberpihakan tersebut.

Baca juga: Bima Arya Janji Tuntaskan Polemik GKI Yasmin Pertengahan 2020

Mulai dari mendukung perayaan Cap Gomeh, Natal, dan perayaan-perayaan lainnya.

"Bagi kami, itu merupakan panggung untuk menunjukkan keberpihakan itu," kata dia.

Mendukung minoritas

Beberapa tahun lalu, kata Bima, ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengharamkan perayaan Cap Gomeh, pihaknya menujukkan keberpihakan melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dengan mendukung penuh acara Cap Gomeh yang digelar di wilayahnya.

Menurut dia, pesan yang kuat harus disampaikan bahwa sebagai mayoritas tidak boleh diam saja dan harus menunjukkan dukungannya kepada minoritas.

"Bahwa yang membuat persoalan itu bukan orang-orang yang memiliki DNA Kota Bogor. Ada wihara tertua di Indonesia yang kegiatannya bercampur dengan tawasulan, maghrib bersama, berbagi dengan duafa. DNA Kota Bogor adalah kebersamaan dalam keberagaman," tutur Bima.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Dukungan Masyarakat akan Pembangunan GKI Yasmin Meluas

Upaya keberpihakan lainnya ditunjukkan dengan komitmen kuat Forkopimda Kota Bogor yang setiap perayaan Natal masuk ke gereja dan mengucapkan selamat serta menjamin keamanan bagi semua umat.

Jaminan keamanan tersebut, kata dia, tidak hanya dalam dimensi keamanan situasi semata, tetapi lebih kepada keberpihakan terhadap minoritas dalam segala isu.

"Tidak mudah masuk ke gereja karena mengundang pro kontra, tapi itu komitmen kita yang harus didemonstrasikan," kata dia.

Bima mengatakan, pihaknya juga mencantumkan semangat kebersamaan dalam keberagaman pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang harus dijabarkan oleh setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Kota Bogor melalui program kerja masing-masing.

Baca juga: Kasus GKI Yasmin-HKBP Filadelfia, Bukti Supremasi Hukum Nawacita Belum Berhasil

Dalam mencantumkan itu ke dalam RPJMD, kata dia, pihaknya diperkuat pihak lain, seperti Asia Foundation dan Paramadina dalam konsep legal, gagasan, dan lainnya.

"Jadi kami dibantu di RPJMD, hal-hal yang lebih eksplisit dicantumkan dalam RPJMD yang diturunkan dalam kegiatan. Semangat kebersamaan keberagaman jangan hanya retorika dan seremoni, tapi harus jadi dasar setiap program di dinas-dinas," kata dia.

Dengan demikian, kata dia, semangat kebersamaan dalam keberagaman tersebut masuk ke wilayah mulai dari kecamatan hingga kelurahan dan tidak hanya terlihat di permukaan.

Meski demikian, Bima Arya mengaku bahwa pihaknya masih memiliki utang untuk menyelesaikan masalah intoleran yang hingga saat ini belum rampung, yakni kasus Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin yang gerejanya disegel sehingga jemaatnya tidak bisa beribadah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com