JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, banjir bandang yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan bencana alam yang mempunyai dampak paling besar dalam 10 tahun terakhir di provinsi tersebut.
"Mungkin ini adalah dampak yang paling besar ya sejak dulu dan sekarang dalam satu dekade ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam telekonferensi pers, Rabu (7/4/2021).
Menurut Raditya, hampir seluruh daerah di NTT terdampak banjir bandang.
"Jadi, kita perlu ketahui bahwa dampak ini hampir seluruh daerah di NTT terdampak," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, dampak banjir yang cukup besar sebelumnya pernah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT pada tahun 2010.
Saat itu, banjir mengakibatkan 31 orang meninggal dunia, 7 orang hilang, 27 luka-luka, dan 159 rumah rusak.
Kemudian, pada tahun 2011 sempat terjadi banjir di Kabupaten Belu yang mengakibatkan 3.277 rumah dan 14 fasilitas umum rusak.
Baca juga: BNPB: 688 Rumah dan 24 Fasilitas Umum di NTT Rusak Berat Akibat Banjir Bandang
Sebelumnya diberitakan, BNPB melaporkan data korban banjir hari ini per pukul 14.00 WIB. Tercatat ada 124 orang meninggal dan 74 orang hilang akibat bencana banjir bandang di NTT.
Korban jiwa yang meninggal akibat banjir bandang tersebar dari Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, Kabupaten Malaka, Kabupaten Sabu Raijua, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Ende.
Selain itu, sekitar 688 rumah rusak berat akibat banjir bandang yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemudian, 272 rumah rusak sedang, 154 rumah rusak ringan. Sedangkan, tercatat 1.962 rumah yang terdampak banjir bandang di NTT.
Ia juga mengatakan sebanyak 87 fasilitas umum terdampak bencana banjir bandang di NTT. Kemudian, ada 24 fasilitas umum yang mengalami kerusakan berat.
Adapun penyebab banjir bandang serta tanah longsor yang menimpa wilayah NTT adalah intensitas hujan yang tinggi dan badai siklon tropis seroja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.