Wiku juga meminta masyarakat tidak bosan mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Kepatuhan menjalankan protokol kesehatan ini, menurut dia, merupakan upaya mencegah penularan Covid-19 dengan varian-varian baru.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, mutasi virus corona E484K terdeteksi masuk ke Indonesia setelah ditemukannya satu kasus Covid-19 dari mutasi tersebut di Jakarta.
Mutasi virus ini ditemukan setelah Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman melakukan pemeriksaan pada Februari 2021 dan pasien sudah dinyatakan sembuh.
Baca juga: Penjelasan Satgas soal Virus Corona E484K, Mutasi dari B.1.1.7
"Spesimen (diperiksa) bulan Februari oleh Lembaga Eijkman, dan sudah sembuh ini dari Februari," ujar dia.
Namun, Kemenkes, lanjut Nadia, tetap melakukan langkah antisipasi meski kasus Covid-19 dari mutasi ini ditemukan pada Februari 2021.
Selain itu, ia menekankan, dengan terdeteksinya mutasi virus E484K di Indonesia, maka masyarakat harus meningkatkan penerapan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas guna mencegah penularan.
"Segera vaksin sesuai waktunya dan prokes dan batasi mobilitas dan segera kenali deteksi dini dan obati segera kalau kita ada gejala Covid-19," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.