JAKARTA, KOMPAS.com - Atase Kepolisian Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC, Brigjen Polisi Ary Laksmana Widjaja meminta masyarakat Indonesia di AS untuk mengambil langkah cepat jika menjadi korban kekerasan.
Langkah itu bisa berupa tindakan preemptif, preventif, hingga pelaporan.
Hal ini Ary sampaikan merespons meningkatnya tindak kekerasan, diskriminasi, dan ujaran bermotif rasial yang terjadi di AS akhir-akhir ini.
“Apabila menjadi korban kekerasan, minta bantuan warga di sekitar tempat kejadian, dan segera telepon 911," kata Ary melalui keterangan tertulis, Senin (29/3/2021).
Warga yang mengalami tindak kekerasan juga diminta untuk segera melapor ke perwakilan RI terdekat. Ary berjanji pemerintah akan memberikan pendampingan kepada korban.
Di saat bersamaan, Ary meminta warga Indonesia di AS untuk berani dan saling melindungi dalam menghadapi situasi ini.
Baca juga: 2 WNI di AS Jadi Korban Kekerasan Rasial, KJRI New York Hubungi Wali Kota Philadelphia
"Laporkan juga kepada Perwakilan RI terdekat agar dapat kami bantu secepatnya dan berikan pendampingan” ujar Ary.
"Ayo berani dan saling melindungi," tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler (Protkons) KBRI Washington DC, Gustaav Ferdinandus menyebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah meminta pemerintah AS untuk memberikan perhatian khusus dan serius dalam menjamin keselamatan dan keamanan WNI di AS.
KBRI, kata Gustaav, juga telah menyiapkan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menyikapi situasi terkini di AS.
"Selain itu, Perwakilan RI di AS baik KBRI maupun KJRI memiliki hotline yang dapat dihubungi oleh masyarakat Indonesia setiap saat, 7 hari 24 jam,” ujar Gustaav.
Untuk diketahui, dua WNI menjadi korban kekerasan fisik dan verbal ketika sedang menunggu kereta di Stasiun City Hall, Philadelphia, AS, Minggu (21/3/2021).
Kedua korban yang berusia remaja tersebut mengatakan kepada NBC, saat menunggu kereta tiba-tiba sekelompok remaja lain datang dengan mengucapkan kata-kata kasar dan menampar wajah mereka.
Salah satu korban tersebut meyakini serangan tersebut bermotif raisal, karena ada sekitar 15-20 orang di stasiun itu, tetapi hanya mereka yang diserang.
Serangan terhadap WNI ini terjadi di tengah maraknya sentimen anti-Asia di Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir.
Saat ini kepolisian yang berwenang di Philadelphia sedang menyelidiki rekaman dari CCTV.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.