Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Sebut Korban Luka akibat Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar Bertambah Jadi 20 Orang

Kompas.com - 28/03/2021, 19:14 WIB
Tatang Guritno,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan, jumlah korban luka akibat aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, bertambah menjadi 20 orang.

Hal itu disampaikan Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (28/3/2021).

Adapun untuk korban meninggal ada dua orang yang diduga merupakan pelaku pengeboman.

"Peristiwa ini sampai sekarang mengakibatkan dua orang yang diduga pelaku bom bunuh diri tewas serta 20 orang masyarakat dan petugas keamanan Gereja Katedral luka sehingga mereka dirawat di berbagai rumah sakit," ungkap Mahfud.

Baca juga: Jokowi: Saya Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Gereja Katedral Makassar

Mahfud juga menjelaskan bahwa jumlah korban luka bisa bertambah jika ada masyarakat yang melapor kemudian.

"'Mungkin (korban dari) masyarakat (bisa bertambah), kalau nanti-nanti ditemukan lagi orang-orang yang melapor karena terluka dari ledakan tersebut," tambahnya.

Menurut Mahfud, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Kapolri, Kepala BNPT, pimpinan TNI, Kapolda Sulsel, dan Kadensus 88 untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ia meminta masyarakat untuk bersabar dalam menunggu pengungkapan pelaku dan jaringan yang terlibat dalam aksi teror ini.

"Masyarakat harus maklum jika aparat penegak hukum atau lembaga-lembaga yang ditugaskan untuk menghadapi masalah terorisme ini harus berhati-hati," tuturnya.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Jokowi Minta Masyarakat Tetap Tenang Beribadah

"Jadi masyarakat tidak usah buru-buru kok belum diumumkan, kok belum ditangkap, kok belum diungkap jaringannya, dan lain sebagainya," sambung Mahfud.

Mahfud tak ingin ada kesalahan dalam proses pengungkapan tindakan bom bunuh diri ini.

"Karena teroris dan aparat itu beda. Teroris melakukan serangan tanpa aturan hukum, tapi kalau aparat itu ada aturannya, tidak boleh sembarang menangkap, tidak boleh sembarang mengumumkan," jelas Mahfud.

Jika terjadi kesalahan dalam proses penyelidikan dan penangkapan, Mahfud mengatakan bahwa keluarga salah tangkap ini akan mengalami kerugian di masyarakat.

"Karena kalau menangkap dan mengumumkan tiba-tiba salah, itu menjadi korban yang bersangkutan dan keluarganya itu bisa menjadi korban isolasi masyarakat, cemoohan masyarakat, dan sebagainya, sehingga tidak bisa asal tangkap dan tidak bisa asal tuduh," imbuhnya.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Jokowi: Saya Ajak Masyarakat Perangi Terorisme

Meski demikian, Mahfud berjanji bahwa pemerintah akan mengupayakan proses pengungkapan kasus tersebut agar masyarakat tidak terlalu lama menunggu dan memunculkan berbagai pertanyaan.

"Tetapi pemerintah, lalu aparat, yang ditugaskan untuk menghadapi masalah-masalah terorisme ini, sudah mempunyai SOP, untuk bekerja secepat-cepatnya, agar masyarakat tidak terlalu lama menyampaikan pertanyaan-pertanyaan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutuk tindakan terorisme yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu pagi.

Ia menegaskan sudah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan dan menungkap jaringan yang terkait pelaku pengeboman.

Jokowi meminta masyarakat tidak panik dan merasa takut untuk melakukan ibadah. Sebab, pemerintah akan menjamin keamanan setiap warganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com