TELAH berpulang ke haribaan-Nya, Letjen TNI Purn Rais Abin pada Kamis 25 Maret 2021 pukul 21.10 WIB. Inalillahi Wainailaihi Rojiun, semoga beliau diampuni dosa dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan menghadapi ini semua Amin YRA.
Letjen TNI Purn Rais Abin adalah sosok "military professional" sekaligus seorang diplomat yang kiprahnya bersinar. Antara lain, ketika bertugas sebagai Komandan United Nations Emergency Force in the Middle East dan duta besar di beberapa negara sahabat.
Istri Rais Abin, Dewi Rais adalah juga puteri dari Letjen TNI Purn Hidayat Martaatmadja.
Dewi Rais adalah wartawan senior yang sangat disegani pada era nya dan cukup sering tampil di TVRI dalam sesi wawancara sebagai host dengan topik berbagai bidang politik dan hubungan internasional, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
Saya dan istri mengenal dekat Pak Rais Abin dan Ibu Dewi Rais sudah sejak lama. Almarhum Ayah saya juga mengenal baik Ibu Dewi Rais dan mengaguminya sebagai wartawan muda yang penuh bakat ketika itu.
Tanggal 17 Januari 2021 yang lalu, saya masih mengobrol santai dengan Pak Rais Abin. Dalam setiap pembicaraan selalu saja muncul kegelisahannya terhadap perkembangan negeri ini.
Dalam arti, sampai dengan jabatan beliau sebagai Ketua Umum LVRI, Pak Rais tidak pernah berhenti memikirkan negara dan bangsa Indonesia. Yang istimewa adalah pemikiran pemikiran beliau tentang cita cita agar Indonesia maju tidak pernah masuk dalam ranah membenci atau menghujat siapapun sebagai pribadi.
Sampai akhir hayatnya beliau tetap peduli dan berkehendak kuat untuk melihat Indonesia yang merdeka di tahun 1945 itu dapat segera mencapai cita-citanya.
Cukup sering saya mengobrol dan berdiskusi dengan beliau, yang pada umumnya sulit bergeser dari topik kepeduliannya terhadap pembangunan bangsa.
Pada akhir bulan Januari 2021, sebagai tindak lanjut diskusi melalui telepon, Pak Rais Abin mengirimkan dua naskah surat dokumentasi beliau ke rumah saya.
Pertama, salinan surat telegram dari Sekjen PBB untuk beliau ketika mengakhiri tugas di Timur tengah.
Kedua, berisi pandangan khusus Rais Abin dalam melihat perkembangan terakhir wajah kebangsaan kita yang ditulisnya pada Hari Pahlawan 10 November 2020.
Pada 26 Februari lalu saya masih berkomunikasi melalui WA dengan beliau. Tanggal 23 Maret ketika mendengar kabar Pak Rais Abin masuk rumah sakit, saya sempat berkomunikasi dengan Ibu Dewi Rais menanyakan kondisi beliau.
Keesokan harinya ketika saya menelepon Ibu Dewi yang mengangkat adalah keponakan beliau dan mengabarkan bahwa Ibu Dewi tengah terbaring sakit pula di rumah.
Tanggal 25 Maret pukul 21.10 WIB Pak Rais Abin meninggalkan dunia yang fana ini. Tentu saja ini adalah sebuah berita duka bagi keluarga, para kerabat dan kita semua.