Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaesang dan Sigit, Putra Jokowi dan Soeharto yang Sama-sama Jadi Bos Tim Sepak Bola

Kompas.com - 22/03/2021, 15:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, resmi menjadi salah satu pemilik Persis Solo yang kini masih berlaga di Liga 2.

Kaesang bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Abadi Kevin Nugroho resmi menjadi pemilik baru Persis Solo pada Sabtu (20/3/2021).

Masuknya Kaesang ke dunia sepak bola menambah daftar putra Presiden RI yang pernah menggawangi klub sepak bola. Sebelum Kaesang, putra Presiden Soeharto, Sigit Harjoyudanto, lebih dulu terjun ke dunia sepak bola dengan mendirikan Arseto Solo.

Berikut paparannya:

Kaesang dan Persis Solo

Adapun Kaesang memegang porsi saham terbesar di Persis Solo, yakni 40 persen. Kemudian, Kevin dan Erick masing-masing memiliki 30 dan 20 persen saham Persis Solo. Sementara itu, 10 persen saham lainnya dimiliki oleh para pendiri PT PSS (Persis Solo Saestu) dan tim internal.

Sebagai pemilik saham mayoritas sekaligus Direktur Utama PT PSS, Kaesang langsung menargetkan tim sepak bola di tanah kelahirannya itu berlaga di Liga 1 pada musim berikutnya.

"Persis ke Liga 1 merupakan target harga mati," kata Kaesang Pangarep yang juga Direktur Utama PT PSS, di sela acara pengenalan manajemen Persis di Stadion Manahan, Solo, sebagaimana dikutip Antara.

"Akan tetapi, tetap melalui proses menuju kasta tertinggi kompetisi di Indonesia itu," Lanjut Kaesang.

Selain ketiga pemilik saham itu, nama baru lainnya yang muncul dalam manajemen Persis Solo ialah putra Erick Thohir, Mahendra Agakhan Thohir. Ia menjabat Presiden Komisaris PT PSS.

Baca juga: Putra Jokowi Kaesang: Persis Solo ke Liga 1 Harga Mati...

Wali Kota Solo yang juga kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, merespons positif susunan baru pemilik saham Persis Solo.

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menggaransi tim sepak bola yang kini digawangi adiknya itu bakal merumput di Stadion Manahan, yang juga menjadi markas Bhayangkara FC.

"Jika ada pertanyaan Persis mainnya di mana, ya mainnya di sini (Stadion Manahan),” tutur Gibran.

Seperti diketahui, Persis Solo didirikan pada 1923. Saat itu, Persis Solo bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB).

Nama tersebut kemudian berganti menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta atau yang dikenal saat ini dengan Persis Solo pada tahun 1928. Pergantian nama tersebut seiring dengan berlangsungnya peristiwa Sumpah Pemuda.

Baca juga: Duet Erick Thohir dan Kaesang Resmi Kelola Persis Solo

Persis bersama enam perserikatan sepak bola lainnya kemudian mendirikan PSSI pada 1930.
Di masa kompetisi perserikatan, Persis kerap merengkuh juara.

Namun, saat era Galatama dan Ligina dimulai pada 1970-an hingga 1990-an, Persis kerap berada di papan bawah. Kemudian, Persis lambat laun turun ke Divisi I.

Persis kembali masuk ke Divisi Utama pada 2006, tetapi belum mampu meraih gelar juara. Kemudian, Persis kembali menurun performanya dan harus bermain di Liga 2.

Sigit dan Arseto Solo

Putra kedua Presiden Soeharto ini mendirikan Arseto Solo pada 1978. Saat awal berdiri, Arseto tak langsung bermarkas di Solo. Klub yang didirikan Sigit itu lebih dulu bermarkas di Jakarta.

Pada 1985, barulah Arseto bermarkas di kota kelahiran Sigit, yakni di Solo. Prestasi Arseto pun bisa dikatakan cukup gemilang.

Pada 1987, Arseto sukses menjadi juara dalam turnamen invitasi Galatama. Kemudian pada 1992, Arseto ditabalkan sebagai juara Galatama.

Catatan emas yang ditorehkan Arseto terus berlanjut. Pada 1993, Arseto sukses menjadi juara dalam kejuaraan antarklub ASEAN.

Arseto juga sempat mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia 1992-1993. Kiprah Arseto di Liga Champions Asia kala itu cukup fantastis lantaran bisa menembus fase grup di semifinal.

Namun, Arseto gagal melanjutkan kemenangannya di fase grup semifinal karena harus berhadapan dengan klub-klub elite dari Jepang.

Perjalanan Arseto di kancah sepak bola nasional tak berlangsung lama. Reformasi 1998 turut menghentikan kiprah Arseto. Klub tersebut bubar pada 1998 seiring masifnya demonstrasi anti-Soeharto pada masa itu.

Kompleks Lapangan Kadipolo di Solo yang menjadi markas Arseto hingga kini terbengkalai seiring bubarnya klub besutan putra kedua Soeharto itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com