JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam 20 tahun terakhir, pertumbuhan biaya kesehatan di semua negara lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi.
Namun, Budi tak menjabarkan secara detail berapa pertumbuhan biaya kesehatan yang disebutnya lebih besar dari pertumbuhan ekonomi itu.
Pertumbuhan biaya kesehatan yang lebih besar itu, menurut dia, akan sangat mempersulit pemerintah untuk menjaga kesinambungan sistem pembayaran kesehatan.
"Kalau ini terjadi terus menerus, ada suatu saat di mana tidak akan cukup anggaran yang ada untuk membiayai layanan kesehatan yang kita janjikan ke seluruh rakyat kita. Masalah ini sudah menjadi masalah global," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Menkes: Walau Sudah Divaksinasi, Kita Masih Bisa Terpapar dan Tularkan Covid-19
Oleh karena itu, Budi mengungkapkan bahwa semua negara saat ini tengah berusaha untuk menaruh prioritas yang tinggi dalam memastikan pelayanan kesehatan sustainable.
Di sisi lain, kata dia, peningkatan biaya kesehatan juga belum tentu efektif dalam meningkatkan usia harapan hidup masyarakat.
"Jadi banyak negara maju, seperti Amerika yang biaya kesehatan per orang per tahunnya sekitar 12.000 dollar AS, sedangkan life expectancy-nya 79 tahun," ujar dia.
Membandingkan dengan Amerika, Budi mencontohkan negara lain yaitu Jepang yang justru memiliki usia harapan hidup lebih tinggi dari Amerika.
Ia mengatakan, Jepang memiliki biaya kesehatan sebesar kurang dari 5.000 dollar AS, tetapi memiliki usia harapan hidup masyarakat yaitu 84 tahun.
Baca juga: Menkes: Pandemi Sangat Berdampak pada Penurunan Layanan di Puskesmas
Berkaca dari hal tersebut, kata Budi, uang yang dikeluarkan oleh rakyat dan pemerintah Amerika nyatanya belum efektif dalam meningkatkan usia harapan hidup masyarakat.
"Data lain yang lebih lucu adalah membandingkan dengan Kuba. Ini biaya kesehatan per kapitanya di bawah 1.000 dollar AS per tahun, tapi life expectancy-nya sama dengan Amerika yang 12.000 dollar per tahun, which is 79 tahun," ucap dia.
Baca juga: Tenaga Ahli Menkes: Kualitas SDM untuk Tes PCR Covid-19 Sangat Kurang
Untuk itu, ia menekankan perlu adanya standar produktivitas dan efektivitas dari layanan kesehatan agar tak terus menerus meningkat, tetapi tidak kunjung meningkatkan usia hidup masyarakat.
"Artinya bukan mengobati yang sakit, tapi membangun orang yang sehat. Itu sebabnya namanya Kementerian Kesehatan, dan industrinya kesehatan, bukan kementerian kesakitan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.