Menanggapi masyarakat yang sering memberi penilaian negatif terhadap para tenaga medis, Ninggar merasa bahwa jika ada pilihan untuk tidak merawat pasien Covid-19, pilihan itu pasti akan diambil oleh para tenaga medis.
Ketimbang mendapatkan insentif dari pemerintah, lebih baik tidak mendapatkannya, tapi juga tidak melayani pasien Covid-19.
Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19 dan Pernyataan Para Menteri yang Sepelekan Virus Corona
"Bukan berarti karena dapat insetif dari masyarakat kita para petugas medis senang-senang, kita juga berkorban banyak. Resiko terpapar tinggi dan harus memakai masker bahkan sampai di dalam rumah, karena kami tidak ingin keluarga kami terpapar," jelasnya.
Saat ini menurut Ninggar selain tindakan medis yang harus dikedepankan adalah pendekatan psikologis pada para pasien Covid-19.
Sebab menjalani isolasi baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri itu sama-sama memiliki beban emosional.
Ninggar merasakan itu saat karena ia seorang penyintas Covid-19 dan mengerti betul apa yang dirasakan seorang pasien yang harus mengisolasi diri.
"Saya saja dua minggu isolasi dirumah sudah bosan sekali. Saya masih mending ada suami yang menemani, maka saya paham pasien yang diisolasi itu mudah stres," ungkapnya.
Maka satu hal yang penting dilakukan adalah pendekatan psikologis, agar membuat pasien Covid-19 tenang dalam proses penyembuhan.
"Kita dokter dan perawat beberapa jam sekali memberi semangat. Karena kalau dalam ruang isolasi, pasien video call dengan keluarga aja tetap merasa kesepian. Ada faktor emosional yang harus diperhatikan, maka kami harus effort juga untuk menghibur mereka," katanya.
Ninggar berharap pemerintah dan juga masyarakat tidak boleh lengah meski pandemi Covid-19 sudah berjalan satu tahun.
Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Ini Keluh Kesah dan Harapan Tenaga Kesehatan
Ia mengatakan bahwa virus Covid-19 akan terus ada, dan satu-satunya jalan adalah tidak boleh bosan untuk terus hidup dengan menggunakan protokol kesehatan.
"Kita lihat faktanya bahwa penyakit ini masih ada, ya kita jangan lengah, kita bosen, kita jenuh, tapi kita harus berdampingan (dengan Covid-19), dengan selalu menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.