Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Jangan Pandang Vaksin Covid-19 sebagai Solusi Mutlak Atasi Pandemi

Kompas.com - 02/03/2021, 19:37 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut bahwa vaksin bukan solusi mutlak untuk mengakhiri pandemi virus corona.

Meski vaksinasi sudah dimulai, ia meminta masyarakat tidak hanya mengandalkan vaksin. Wiku justru mengimbau masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Saya mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk tidak memandang vaksin sebagai solusi mutlak dari penanganan pandemi," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/3/2021).

"Vaksin akan membantu menyelamatkan nyawa, tetapi jika kita hanya mengandalkan vaksin maka kita membuat kesalahan," tuturnya.

Baca juga: Begini Twitter Perlakukan Posting-an Sesat soal Vaksin Covid-19


Wiku mengatakan, perubahan perilaku harus jadi pondasi utama dalam usaha menghentikan penularan virus corona.

Protokol 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus terus diterapkan.

Ia mengingatkan bahwa saat ini di Indonesia telah ditemukan kasus mutasi baru Covid-19 yakni B117 yang berasal dari Inggris.

Oleh karenanya, disiplin protokol kesehatan tak boleh ditinggalkan.

"Kita harus bersama-sama mengingat bahwasanya penanganan Covid-19 di negara ini hanya dapat dilakukan secara maksimal apabila seluruh elemen masyarakat bersedia untuk bahu membahu menjadi bagian dari solusi penangaan pandemi," ujarnya.

Baca juga: Wamenkes: Vaksin Datang Lagi, Protokol Kesehatan Tetap Harus Dilakukan

Mengutip laporan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kata Wiku, terjadi peningkatan kasus Covid-19 secara global per 1 Maret 2021.

Analisa terakhir yang diterbitkan WHO menyebutkan bahwa kenaikan kasus terjadi di empat benua yakni Amerika, Asia Tenggara, Eropa dan Mediterania Timur.

Hal ini dinilai mengecewakan lantaran pada minggu lalu WHO mengumumkan infeksi Covid-19 turun di seluruh dunia selama 6 minggu berturut-turut.

"Atau pertama kalinya penurunan berkelanjutan seperti ini terlihat sejak pandemi dimulai," ujar Wiku.

Baca juga: Hanya Dapat 33.400 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Tahap Dua, Depok Atur Proporsi

Wiku menyebut, besar kemungkinan kenaikan kasus global ini terjadi karena disiplin protokol kesehatan mulai mengendur di banyak negara karena terlena dengan kedatangan vaksin.

Mengingat laju penyuntikan vaksin tak sebanding dengan laju penularan virus corona, kata Wiku, kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan sangat berpotensi menyebabkan peningkatan penularan virus di tengah penduduk.

"Apabila terus dibiarkan, kenaikan kasus akan semakin masif dan semakin berpotensi untuk memakan banyak korban jiwa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com