JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya sebagai mediator beberapa konflik yang terjadi di Indonesia.
Politikus senior Partai Golkar itu mengatakan, dalam upaya penyelesaian konflik, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah kedua belah pihak sama-sama merasa menang.
Kalla menyebut dalam proses negosiasi perdamaian, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memahami latar belakang dari kedua pihak yang berkonflik lalu mengakomodasi tujuan yang ingin dicapai masing-masing.
“Kita pelajari dulu background-nya, kedua tujuannya sama, ingin damai. Tapi ingin tujuannya dicapai walaupun tidak semua. Di situ pertemuannya, jadi terjadi win-win,” jelas Kalla dikutip dari tayangan Program Bukan Begini Bukan Begitu di kanal Youtube Kompas.com, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: Jusuf Kalla: Menurut Menkes, Vaksinasi yang Libatkan Swasta Dimulai Maret Atau April
Kalla mencontohkan proses tersebut pada penyelesaian konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 silam.
Menurut Kalla, akhirnya saat ini masyarakat Aceh dapat menjadi pemimpin dan memerintah di wilayahnya sendiri.
Sementara itu, Indonesia juga ikut senang karena tidak ada lagi konflik yang terjadi.
“Sekarang orang Aceh, GAM merasa senang dia dapat menjadi Gubernur, dia bisa memerintah. Tapi Indonesia juga merasa senang tidak ada konflik. Tidak ada korban lagi. (Aceh) tetap NKRI, semua win, merasa menang itu pun dilakukan secara demokratis,” cerita Kalla.
Selain itu Kalla juga menyebut dalam upaya perdamaian, seorang mediator harus mendapatkan kepercayaan dan bisa bersikap adil dan independen.
Baca juga: Jusuf Kalla: Saya Dua Kali Jadi Wapres, Tak Pernah Meminta
Ia juga menuturkan bahwa proses-proses yang dijalaninya dalam menempuh suatu upaya perdamaian berdasarkan pengalaman pribadi.
“Pengalaman aja. Sehingga kadang-kadang bertentangan dengan buku. Maka saya bilang bahwa buku itu kan pengalaman orang, saya nanti tulis buku juga,” kelakar Kalla.
Pada sebuah proses perundingan damai, Kalla menjelaskan, kedua belah pihak yang saling berkonflik harus saling menghormati.
“Orang berunding itu harus satu sama laim dalam posisi yang sama dan saling menghormati. Kita (mediator) harus netral. Juga memastikan kedua kelompok tidak saling kehilangan muka satu sama lain pada proses tersebut,” tuturnya.
Baca juga: Jusuf Kalla: Supaya Cepat Capai Target, Vaksinasi Covid-19 Perlu Libatkan Swasta
Sebagai informasi Jusuf Kalla terlibat dalam beberapa upaya perdamaian yang terjadi di Indonesia.
Pada 2005, ia terut terlibat dalam negosiasi damai antara Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Kalla juga terlibat dalam proses damai konflik di Poso dan Ambon yang terjadi medio 1998-2001 silam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.