Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FSGI: 632 Santri Positif Covid Selepas Liburan Semester

Kompas.com - 23/02/2021, 13:44 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melakukan pemantauan kasus Covid-19 di pondok pesantren (ponpes) selepas liburan semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo mengatakan, pada Januari 2021, semester genap dimulai dan para santri kembali ke pondok untuk belajar tatap muka.

Menurut Heru, kurang dari 2 bulan, tercatat munculnya klaster Covid-19 di pondok pesantren di Tasikmalaya (Jawa Barat), Boyolali (Jawa Tengah), Bangka (Bangka Belitung), dan Pekanbaru (Riau).

Baca juga: Klaster Pesantren Tasikmalaya Bertambah, Total Santri Positif Corona Jadi 383 Orang

Ia mengatakan, pada Januari sampai pertengahan Februari 2021, tercatat 632 santri positif Covid-19 dari 6 pondok pesantren setelah liburan semester.

"Yang terbanyak kasus adalah ponpes di Kota Tasikmalaya yang mencapai 375 kasus; di Boyolali 88 santri tertular Covid-19; di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, santri yang positif Covid mencapai 125 orang; dan sebanyak 44 orang di Ponpes Dar el Hikmah Pekanbaru, terpapar Covid-19," kata Heru dalam keterangan tertulis, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Heboh Puluhan Ambulans Konvoi, Ternyata Angkut 375 Santri Positif Covid-19 di Tasikmalaya

Ia mengatakan, saking banyaknya santri yang terpapar Covid-19, Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tasikmalaya menyediakan beberapa bangunan darurat isolasi untuk menampung 375 santri.

"Karena ruang isolasi di pesantren tak mencukupi. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terpaksa memilah sesuai kondisi santri positif Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi darurat dan isolasi mandiri terpusat di lingkungan pesantrennya," ujar dia. 

Sebelumnya, hasil pemantauan FSGI pada September 2020 menunjukkan, 1.449 santri terkonfirmasi covid-19.

Baca juga: 44 Santri di Pekanbaru Terpapar Covid-19

Sementara itu, pada Oktober 2020 tercatat 700 santri positif covid-19 dan pada bulan November 2020 mencapai 940 santri.

"Total dari data yang dikumpulkan FSGI mencapai lebih dari 3.000 kasus Covid-19, hanya dari klaster pondok pesantren dalam 3 bulan saja pada 20 pondok pesantren," kata Wasekjen FSGI Fahriza Marta Tanjung.

Berdasarkan hal tersebut, FSGI meminta, Kementerian Agama (Kemenag) memastikan infrastruktur adaptasi kebiasaan baru (AKB) serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan sesuai AKB, sehingga mencegah munculnya klaster baru di pondok pesantren.

Selain itu, meminta pemda dan Satgas Covid-19 melakukan intervensi ponpes terkait kesiapan infrastruktur fisik maupun kesanggupan penerapan protokol kesehatan Covid-19 melalui pendekatan dan komunikasi yang baik.

Terakhir, FSGI meminta setiap pondok pesantren menerapkan kewajiban testing Covid-19 untuk seluruh santri, pengelola dan pengajar untuk memastikan para santri dalam keadaan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com