JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nahar berharap media massa menjadi kunci untuk mencegah kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Pasalnya, dari catatan Kementerian PPPA korban kekerasan seksual menempati angka tertinggi dibandingkan yang kasus lainnya.
"Jadi ini persoalan yang juga harus diwaspadai dan peran media sangat menjadi kunci dalam upaya pencegahan, untuk mengingatkan para calon pelaku bahwa aturan dan kebijakan sudah dibuat bahkan sampai ada peraturan sendiri," kata Nahar dalam Media Talk bertajuk Pemberitaan Ramah Anak yang digelar Kemen PPPA, Rabu (10/2/2021).
Selain itu, media massa juga diharapkan tidak mengungkapkan identitas anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Sebab, hal tersebut berpotensi berdampak terhadap kondisi anak ke depannya.
"Seandainya ada anak korban kekerasan seksual, yang dalam pemberitaan fotonya diperjelas, apalagi namanya tidak disingkat, alamatnya dimunculkan, atau nama disamarkan, alamatnya tidak disebutkan tetapi menyebut nama orangtua, itu juga masuk kategori identitas dan itu bisa ditelusuri," kata dia.
Baca juga: Begini Cara Facebook Hapus 99,5 Persen Konten Kekerasan Anak
Dibukanya identitas anak bersangkutan, akan membuat ia mengalami perundungan dan hal-hal lainnya yang sedianya tak boleh didapatkan oleh anak yang menjadi korban.
Nahar mengakui, pihaknya tidak ingin ada anak-anak Indonesia mengalami kekerasan. Namun faktanya bahwa Kementerian PPPA setiap tahun mencatat data kekerasan.
Pada 1-29 Januari 2021, kata dia, sudah ada 634 kasus dengan korban sebanyak 407 orang. Data tersebut memang menunjukkan kasus yang lebih banyak tetapi jika terakumulasi, jumlah korbannya bisa lebih banyak.
Nahar menjelaskan, pada periode 2019-2020, angkanya menurun akibat pandemi Covid-19.
"Tapi ada dua kategori anak yang mengalami peningkatan yaitu angka di anak korban eksploitasi dan anak korban perdagangan anak," kata dia.
Kedua kategori tersebut mengalami kenaikan yang diakibatkan oleh beberapa indikator.
Antara lain pengaruh anak menggunakan gadget yang diincar oleh para pelaku melalui gadget itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.