Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Susi soal Isu Disandingkan dengan Anies di Pemilu 2024 Nanti

Kompas.com - 10/02/2021, 13:09 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menjawab isu soal dirinya yang disebut akan bersanding dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.

Susi menyebut jika disandingkan dengan Anies Baswedan, seharusnya namanya yang disebut pertama.

"Harusnya SUA dong, Susi-Anies, enggak ada, cewek nomer satu dong," kelakar Susi pada acara Kamar Rosi Kompas TV, Selasa (9/2/2021) kemarin.

Adapun Susi menyebut bahwa dirinya tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam kontestasi politik 2024 nanti.

Baca juga: Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Punya Modal Politik dan Terlalu Kontroversial

Ia menyebut, dirinya tidak memiliki modal politik dan terlalu kontroversial untuk Indonesia.

"Tidak mungkin itu. Partai apa? Partai ikan? Saya tidak punya modal politik dan terlalu kontroversial untuk negeri yang terlalu hebat," tegas Susi.

Menanggapi dirinya yang saat ini ramai diperbincangkan, pun juga disebut oleh beberapa partai politik, Susi menyebut hal itu terjadi karena semuanya sedang berjalan baik-baik saja.

"Pada saat semua too good, semua well organized, semuanya baik. Jadi inget yang tidak baik, oh Susi di sana tuh," jawab Susi sembari tertawa.

Adapun beberapa netizen yang kontra terhadap dirinya, menyebut, bahwa Susi saat ini melakukan manuver politik dan menyerang Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Jawaban Susi Pudjiastuti soal Tudingan Melawan Jokowi

Susi menampik hal tersebut dan mengatakan bahwa dirinya selalu mendukung Presiden Jokowi untuk melakukan hal baik pada masyarakat.

"Tidak, tidak ada (melawan Jokowi). Saya memohon bapak untuk menghimbau. I will ask Pak Jokowi to do anything that is good for people, that's it," terangnya.

Itu berkaitan dengan tweet Susi yang membalas tweet Jokowi, memohon agar Jokowi ikut menghimbau masyarakat agar tidak melakukan hate speech.

Baca juga: Soal Ujaran Kebencian, Susi Pudjiastuti: Kalau Presiden yang Imbau Pasti Beda

 

"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan hate speech... ujaran kebencian yg baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dll... Pandemic sudah cukup membuat depress ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," tulis Susi.

Balasan Susi ke akun Twitter Presiden Jokowi itu mendapat respon beragam dari netizen.

Salah satu yang meresponnya adalah mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen yang menyebut Susi tak sepatutnya mencuit hal seperti itu pada Presiden Jokowi.

Ferdinand menuduh cuitan Susi tersebut seolah menuduh hate speech yang dia alami terkait dengan Presiden Jokowi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com