Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.147.010 Kasus Covid-19 di Indonesia dan 2 Juta Data yang Belum Dicatat...

Kompas.com - 07/02/2021, 06:19 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah melanda Indonesia lebih dari 11 bulan. Namun, pemerintah belum juga bisa mengendalikan laju penularan virus corona.

Berdasarkan data pemerintah sejak Jumat (5/2/2021) hingga Sabtu (6/2/2021) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 12.156 orang yang terjangkit Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, kasus Covid-19 kini berjumlah 1.147.010 orang, terhitung dari Maret 2020 saat diumumkannya pasien pertama.

Baca juga: UPDATE 6 Februari: Bertambah 12.156, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 1.147.010

Adapun kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 33 provinsi. Dari data itu, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Lima provinsi itu, yakni Jawa Barat (3.971 kasus baru), DKI Jakarta (2.379 kasus baru), Jawa Tengah (1.601 kasus baru), Jawa Timur (745 kasus baru) dan Kalimantan Timur (607 kasus baru).

Penularan Covid-19 telah berdampak pada 510 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Sebanyak 12.156 kasus baru Covid-19 itu diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 65.167 spesimen dalam sehari.

Dengan demikian, pemerintah telah memeriksa total 9.643.853 spesimen dari 6.414.683 orang terkait Covid-19. Sebagai catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Baca juga: UPDATE 6 Februari: Pemerintah Telah Periksa 9.643.853 Spesimen dari 6.414.683 Orang Terkait Covid-19

Data yang sama juga menunjukkan ada penambahan pasien sembuh sebanyak 12.204 orang dalam sehari. Jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 kini berjumlah 939.184 orang.

Dalam periode yang sama terlihat masih ada penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia sebanyak 191 orang. Sehingga, totalnya kini mencapai 31.393 orang.

Dengan pemuktahiran data tersebut, kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini ada 176.433 orang. Kasus aktif adalah jumlah pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Selain kasus positif, pemerintah juga mencatat ada 74.401 orang yang kini berstatus suspek.

Baca juga: UPDATE 6 Februari: Ada 176.433 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Seorang tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tengah menyiapkan vaksin untuk disuntikkan.KOMPAS.COM/DINKES Seorang tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tengah menyiapkan vaksin untuk disuntikkan.

Vaksinasi tenaga kesehatan

Hingga Sabtu kemarin, tercatat ada 1.593.620 tenaga kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Sebanyak 137.207 tenaga kesehatan sudah mendapat vaksinasi dosis kedua. Angka itu didapatkan setelah mengalami penambahan jumlah tenaga kesehatan yang divaksinasi sebanyak 16.482 dalam sehari.

Sementara tenaga kesehatan yang baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama tercatat ada 777.096 orang, setelah sebelumnya bertambah sebanyak 32.212 orang.

Baca juga: Satgas: Vaksinasi Covid-19 Tidak Akan Berhasil jika Tak Diimbangi Protokol Kesehatan

Adapun pemerintah menargetkan akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap total 181.554.465 orang penduduk Indonesia atau sekitar 70 persen dari total populasi.

Untuk diketahui, vaksinasi Covid-19 diberikan sebanyak dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang 14 hari.

Hal itu dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.

2 Juta Data Covid-19 yang Belum Dicatat

Di sisi lain, Menko Maritim dan Investasi sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada hampir dua juta data terkait Covid-19 yang belum masuk ke dalam sistem rekap data pemerintah.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menyatakan, dua juta data Covid-19 yang belum masuk dalam rekap akan membuat positivity rate turun.

Baca juga: Luhut Sebut Sekitar 2 Juta Data Covid-19 Belum Masuk Rekap Pemerintah

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

"Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya," kata Jodi dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/2/2021).

Sebab, menurut dia, 2 juta data yang belum masuk rekap itu merupakan data kasus negatif yang belum terlaporkan, bukan kasus positif yang ditutupi.

Baca juga: Kemenko Marves: 2 Juta Data Covid-19 yang Belum Dicatat Akan Turunkan Positivity Rate

Alasannya, selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan, sementara data kasus negatif tertunda dilaporkan.

"Jadi artinya bukan ada kasus positif yang ditutupi dan yang ditakutkan terjadi lonjakan rasa-rasanya tidak akan terjadi,” ujar Jodi.

Ia juga mengatakan, integrasi data memang menjadi pekerjaan rumah bersama dalam penanganan Covid-19.

Baca juga: Luhut Sebut 2 Juta Data Covid-19 Belum Masuk Rekap, Ini Penjelasan Kemenko Marves

Luhut, kata Jodi, juga telah menyoroti integrasi sistem manajemen sehingga data yang disampaikan bisa faktual dan nyata.

Luhut juga meminta terwujudnya big data kesehatan yang menampung dan mengintegrasikan berabgai sumber data kesehatan, seperti rekam medis elektronik, BPJS, dan vasin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com