Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Ingatkan Pejabat Kelola Uang Negara Sesuai Aturan

Kompas.com - 04/02/2021, 16:21 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengingatkan para pejabat di kementerian dan lembaga supaya mengikuti aturan yang ada dalam mengelola anggaran negara.

Hal itu disampaikannya supaya pejabat bisa mengikuti aturan dengan harapan tidak tersandung permasalahan hukum.

"Saudara, kita ikuti aturan-aturan dengan niat baik, sehingga kita tidak hanya takut kepada sanksi heteronom yang akan dirumuskan BPK dan KPK," ujar Mahfud dalam acara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Cerita Mahfud MD Didatangi Juliari Batubara, Keluhkan Rumitnya Laporan ke BPK

Adapun sanksi heteronom yang dimaksud Mahfud adalah pelanggaran terhadap produk peraturan perundang-undangan.

Mahfud mengatakan, sebagai manusia yang bertaqwa kepada Tuhan, seorang pejabat sudah seharusnya tidak melanggar komitmennya.

Menurut Mahfud, seseorang yang menyalahi komitmennya bisa mendapat sanksi hukuman otonom.

Di mana hukuman otonom ini bukan perkara terjerat peraturan perundang-undangan, melainkan sanksi yang membuat seseorang tidak nyaman hingga akhir hayatnya.

Baca juga: Mahfud Ungkap Saat Ini Pemerintah Tengah Fokus pada 3 Hal Ini...

"Satu berupa rasa penyelesaian, kalau sudah pensiun takut. Menyebut hartanya di KPK, takut. Nanti kalau ditanya, rakyat tahu gimana? Tidurnya, mimpinya endak nyenyak. Kalau orang biasa tidurnya, mimpinya nyenyak," kata Mahfud.

"Kalau orang korupsi itu endak nyenyak. Mimpi ketemu setan, sedang baca koran di rumah ada pemadam kebakaran lewat depan rumahnya takut, dikira KPK padahal seragamnya saja yang sama," jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.

Untuk itu, Mahfud mengingatkan pejabat bisa terus memegang komitmennya dalam mengelola anggaran negara agar kehidupannya tetap nyaman.

"(Hukuman otonom) ini yang tidak terlihat, ini yang memberi kehidupan dan ketenangan dan kenyamanan kepada hidup kita," ucap Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com