JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (PBM IHC) Fathema Djan Rachmat mengaku optimis, Indonesia bisa mencapai herd immunity dalam waktu 5-6 bulan.
Namun, hal itu bisa tercapai bila vaksin tersedia dan diikuti kapasitas dan kapabilitas yang maksimal.
"Data menunjukkan bahwa kapasitas vaksinasi yang dapat dilakukan di Indonesia adalah 16 juta orang per bulan. Hasil ini diperoleh dengan pengerahan 2.800 rumah sakit, 1.000 puskesmas, dan 8.000 klinik yang dimiliki," kata Dokter Fathema dalam keterangan rilis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Kamis (28/1/2021).
"Dengan kapasitas dan kapabilitas tersebut, untuk mencapai 70 persen atau 182 juta yang divaksinasi demi mencapai herd immunity harusnya bisa ditempuh dalam 5-6 bulan bila vaksin tersedia," sambung dia.
Baca juga: 6.560 Dosis Vaksin Dikirim ke Kabupaten Batanghari dan Tanjab Timur
Ia mengatakan, kapasitas dan kapabilitas ini akan bisa maksimal ketika vaksinasi sudah memasuki fase dua.
Saat itu, menurutnya persediaan dan permintaan vaksin sudah seimbang.
Diakuinya, pada fase satu, permintaan akan vaksin tinggi, tetapi stok terbatas karena kompetisi di level global.
"Dengan maksimalnya kapasitas dan kapabilitas vaksinasi, saya optimis pemulihan kesehatan dan ekonomi akan cepat kembali," ujarnya.
Ia berpandangan bahwa vaksinasi adalah kesempatan bangsa untuk bangun, pulih, dan kembali tumbuh.
Di sisi lain, ia mengusulkan perlunya memperkuat primary healthcare untuk mempercepat proses tracing.
Caranya dapat ditempuh dengan memberdayakan puskesmas, tim di daerah, dan keikusertaan masyarakat.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Indramayu, Lucky Hakim Siap Jadi Influencer
"Karena satu daerah bisa lebih mengenal anggota masyarakat sehingga lebih maksimal dalam tracing. Dalam proses tracing itu perlu kecepatan. Kolaborasi dan koordinasi akan memperkuat dan mempercepat proses tracing," jelasnya.
Dengan percepatan tracing, testing dan hasil PCR, maka bisa secepatnya dilakukan isolasi dan treatment.
Hal tersebut, kata dia, penting sekali untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Menurutnya, menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit belumlah cukup.
"Kalau hanya terus menambah tempat tidur di rumah sakit saja maka tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan penularannya," tutur Fathema.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.