Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Skenario Terburuk Covid-19, Pemerintah Diminta Siap di Hilir dan Tegas di Hulu

Kompas.com - 27/01/2021, 18:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan pemerintah perlu memiliki langkah antisipatif apabila Indonesia menghadapi skenario terburuk pandemi Covid-19.

Menurut dia, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yaitu soal hulu dan hilir. Ia memulainya dari hilir perihal penanganan kesiapan tenaga kesehatan dan pelayanan.

"Dua hal yang harus dilakukan. Satu mempersiapkan di hilir artinya persiapan tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatannya itu harus disiapkan," kata Miko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Tertinggi Selama Pandemi, 387 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sehari

Kemudian, untuk di hulu, pemerintah perlu memenuhi segala upaya penanggulangan Covid-19 seperti melakukan beberapa insentif bagi mereka yang terdampak.

Selain itu, segala upaya untuk memutus mata rantai seperti program 3T yaitu testing, tracing, dan treatment perlu ditegakkan.

Lalu, pemerintah juga perlu untuk memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau beberapa istilah lain yang digunakan untuk membatasi kegiatan masyarakat.

"PSBB itu harus ketat. Jadi enggak boleh ecek-ecek (tak serius). Kalau ecek-ecek ya tidak akan terpenuhi hulunya. Menurut saya, PSBB ini minimal harus sedang atau berat. Itu yang harus dilakukan," ujar dia.

Baca juga: Menkes Perintahkan Rumah Sakit di Tiap Zona Covid-19 Tambah Kapasitas Tempat Tidur

Di sisi lain, ia juga mengusulkan satu hal di mana pemerintah perlu memiliki terminologi darurat bencana. Hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat, agar tidak lagi abai terhadap protokol kesehatan.

Terminologi ini, kata dia, sama seperti halnya ketika situasi bencana banjir yaitu ada darurat 1 hingga darurat berikutnya.

"Jadi dikatakan bencana wabah ini dalam kondisi darurat. Kemudian darurat 1, 2 dan 3 seperti banjir kan ada darurat-daruratnya. Nah ini bencana nonalam sudah darurat 1, harusnya ada terminologi itu," ucap dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta, Anggota DPR: Penanganan Pandemi dari Hulu ke Hilir Masih Berantakan

Selain itu, ia juga menekankan agar pemerintah lebih tegas lagi ke masyarakat jika masih ada yang tidak taat protokol kesehatan.

Caranya adalah dengan menggelandang masyarakat yang tak patuh menerapkan protokol kesehatan ke ruang isolasi Covid-19.

"Kemudian kalau tidak ada masyarakat yang enggak pakai masker mending enggak usah didenda saja, mending langsung masukkan ruang isolasi saja biar pada takut," ucap dia,

"Jadi dalam keadaan darurat begitu enggak pakai masker, silakan digelandang ke ruang isolasi. Apakah kemudian mau diisolasi dua hari atau tiga hari ya itu urusan belakangan, kalau dalam keadaan darurat harusnya gitu," tutur Miko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com