Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Bencana, Satgas Minta Tempat Evakuasi Warga Sehat Dipisah dari Pasien Covid-19

Kompas.com - 20/01/2021, 10:00 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah bencana alam terjadi di beberapa wilayah di Indonesia bersamaan dengan berlangsungnya pandemi Covid-19.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun meminta agar tempat evakuasi warga terdampak bencana yang sehat dipisahkan dari warga yang positif Covid-19.

Hal ini demi menghindari terjadinya penularan virus corona di lokasi evakuasi.

"Paling penting melakukan evakuasi berdasarkan penggolongan orang terdampak Covid-19," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (19/1/2021).

"Perlu ditetapkan tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir untuk kasus positif yang terpisah dari masyarakat yang sehat," tuturnya.

Baca juga: Beban Ganda Pandemi Covid-19 dan Bencana Alam, Ini Langkah Satgas

Wiku meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah melakukan sosialisasi masif terkait mekanisme pemisahan evakuasi warga ini.

BPBD diminta berkoorinasi dengan dinas kesehatan setempat agar memiliki data dan mengetahui lokasi-lokasi pasien positif Covid-19 yang tinggal di area terdampak bencana.

Evakuasi terhadap warga yang positif Covid-19 harus dilakukan dengan protokol khusus, seperti memberikan pita dengan warna khusus di tangan atau masker dengan tanda tertentu. Hal ini demi memudahkan identifikasi pasien Covid-19.

"Dan perlu ditekankan pada pekerja sosial untuk membantu evakuasi kasus positif Covid dengan mengenakan APD (alat pelindung diri) dan dilengkapi peralatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)," ujar Wiku.

Demi mencegah penyebaran virus corona dan menghindari sulitnya proses mobilisasi, Wiku pun menyarankan agar pasien Covid-19 tisak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi.

Baca juga: Satgas: Angka Kematian Covid-19 Naik 37,4 Persen, Jateng Tertinggi

Wiku menyebut, terjadinya pandemi Covid-19 dan sejumlah bencana alam dalam waktu bersamaan berpotensi memperburuk keadaan.

Lokasi evakusi warga terdampak bencana berpotensi menjadi pusat infeksi virus corona jika mereka terpaksa berdesakan.

"Ancaman ini menjadi beban ganda di mana umumnya di pengungsian akan meningkat penyakit-umum umum lain, seperti gangguan pencernaan diare atau stres," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com