JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, terjadinya pandemi Covid-19 dan sejumlah bencana alam di Indonesia dalam waktu bersamaan berpotensi memperburuk keadaan.
Lokasi evakusi warga terdampak bencana berpotensi menjadi pusat infeksi virus corona jika mereka terpaksa berdesakan.
"Ancaman ini menjadi beban ganda di mana umumnya di pengungsian akan meningkat penyakit-umum umum lain, seperti gangguan pencernaan diare atau stres," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (20/1/2021).
Menindaklanjuti hal ini, kata Wiku, Satgas telah menempuh sejumlah langkah. Misalnya, melakukan swab antigen massal pada daerah-daerah terdampak bencana, seperti warga terdampak gempa Majene, Sulawesi Barat.
Baca juga: PMI Apresiasi Relawannya yang Berjibaku Bantu Korban Bencana di Tengah Pandemi
Warga yang rekatif dalam tes tersebut akan dirujuk ke dinas kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan cara memisahkan lokasi pengungsian antara kelompok rentan, yakni lansia dan penderita komorbid dengan kelompok usia muda.
Agar manajemen bencana lebih sempurna, Wiku meminta agar masyarakat bergotong royong dengan pemerintah daerah dalam menangani hal ini.
"Di antaranya melakukan evaluasi apakah rumah yang menangani pasien Covid-19 terdampak bencana. Jika demikian, agar mempertimbangkan dipindahkan ke rumah sakit rujukan lain yang terdekat," ujarnya.
Selain itu, pemda dan masyarakat diminta meninjau kapasitas tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir. Harus dipastikan bahwa protokol jaga jarak bisa diterapkan di tempat evakuasi.
Baca juga: Walhi: Kalsel Darurat Ruang dan Darurat Bencana Ekologis
Perlu juga dilakukan disinfeksi rutin, serta memastikan ketersediaan sarana kebersihan seperti air bersih, peralatan cuci tangan, dan sabun atau hand sanitizer di lokasi evakuasi.
Wiku juga meminta agar sarana dan prasarana protokol kesehatan disiapkan, seperti alat pelindung diri, termomter, hingga sebagaian peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Rencana evakuasi dan protokol kesehatan bagi masyarakat seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan juga perlu dilakukan melalui sosialisasi sejak dini.
Kemudian, paling penting, melakukan evakuasi berdasarkan penggolongan orang terdampak Covid-19. Pasien Covid-19 hendaknya tidak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi agar tak perlu dilakukan mobilisasi pasien saat bencana terjadi.
Oleh karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemda diminta menyiapkan protokol evakuasi khusus untuk melakukan evakuasi pasien dan pekerja medis.
Baca juga: BNPB: Banjir Bandang Puncak Bogor Disebabkan Hujan Intensitas Tinggi, 900 Jiwa Terdampak
"BPBD perlu berkoorinasi dengan dinas kesehatan agar memiliki data dan mengetahui lokasi-lokasi kasus positif yang tinggal di area terdampak bencana," kata Wiku.
"Memberi tanda khusus bagi kasus positif dan tidak saat evakuasi, serta memberikan pita dengan warna khusus di tangan, masker dengan tanda khusus atau tanda lain," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.